
Sewaktu land clearing tersebut banyak sekali kayu yang hanya menjadi limbah.
Kayu-kayu dengan diameter besar bisa dijual ke penggergajian-penggergajian
kayu. Tetapi kayu-kayu berdiameter kecil seperti cabang dan ranting sebagian
besar tidak termanfaatkan, padahal jumlahnya banyak. Solusi masalah tersebut
kayu-kayu tersebut bisa diolah menjadi arang dan briket. Kayu-kayu batangan
yang tidak laku dijual di penggergajian kayu bisa digunakan untuk produksi
arang. Dengan teknologi yang baik produksi arang dengan kualitas tinggi bisa
dilakukan, yakni dengan fixed carbon lebih dari 82%. Kuantitas produksi hingga
3000 ton/tahun arang juga sangat memungkinkan. Sedangkan kayu-kayu limbah berupa
ranting lebih kecil atau potongan -potongan kayu bisa dimanfaatkan untuk
produksi briket. Produksi briket lebih mudah dan juga lebih murah dibandingkan
wood pellet. Hal lain yang membedakan briket dengan pellet terutama segmen
pasarnya, untuk lebih detail bisa dibaca disini.



