Awalnya tidak banyak diketahui orang. Namun, siapa sangka, tanaman umbi-umbian ini menjadi komoditas yang menjanjikan. Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah umbi dan daun tanaman. Kedua bagian ini memiliki nilai ekonomi yang cukup menggiurkan.
TALAS KITA https://talaskita.blogspot.com/ |
permintaan daun beneng kering dunia mencapai 100 ton, namun baru terpenuhi sekitar 16 ton. Petani umbi bengeng baru bisa memenuhi 10 persen dari total kebutuhan.
Daun beneng kering digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok herbal. Tingginya permintaan daun beneng memungkinkan petani memanen daunnya sambil menunggu panen umbi tiba, yaitu setelah 18 bulan masa tanam. Menurut petani keladi beneng, peluang ekspor keladi beneng terbilang cukup baik, begitu juga dengan harga jualnya. Asalkan, produsen mampu menjaga kualitas produknya.
Saat ini permintaan umbi talas beneng berasal dari Jepang dan China, padahal dulu banyak yang malu untuk menyajikan umbi tanaman ini sebagai sajian kepada tamu. Hal ini karena umbi beneng merupakan simbol kemiskinan.
Jepang dan China membutuhkan umbi beneng sebagai bahan baku industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Tingginya potensi manfaat umbi talas beneng menjadikan ceruk pasar umbi sangat besar.
Tingginya nilai ekonomis umbi beneng disebabkan karena umbi beneng dikemas menjadi produk kreatif. Perjalanan talas beneng yang awalnya diremehkan menjadi komoditas bernilai ekonomi bisa Anda baca di Majalah Trubus edisi Januari 2022. Dibahas pula komoditas lain yang dinilai memiliki prospek cerah, mulai dari sorgum, tisane, hingga dendrobium dan satoimo yang merupakan komoditas lama.