Profil Pengusaha Suteja Salim Wijaya dan Istri

Ingin membuka usaha roti sendiri awalnya. Nanik Sumiyati lantas nekat membuka toko kue sendiri berbekal hobi membuat kue. Usaha roti bermodal rumah pribadi pada 1999, bermodal uang tabungan sebesar 25 juta untuk menyewa rumah sekaligus toko. Garasi rumah dijadikan toko roti sekaligus tempat jadi produksi. “…di belakang untuk tepat produksi,” papar Nanik.
Pensiun dini
Iseng menjadi bisnis serius itulah Teja. Ia pun memutuskan pensiun dini menjadi suplier bahan bangunan. Dia sendiri kagum bagaimana istrinya bekerja. Teja ingin turun tangan membantu Nanik yang kewalahan. Modal ilmu marketing menjadi andalannya memajukan bisnis bakery. Sengaja dibidiknya pasar menengah ke bawah meski untung sedikit tetapi banyak. Strategi tersebut terbukti efektif diterapkan oleh Virgin Bakery.
Produk berkualitas ditambah harga murah meraih kelas bawah. Teja lantas menerapkan konsep swalayan. Ini akan mempermudah orang memilih kue berdasarkan rasa dan harga. Kue- kue disusun disediakan di rak- rak kue. Semenjak 2003 -an namanya toko kue Virgin terkenal dan menjadi buah bibir, yang mana pembeli datang juga dari luar Semarang, seperti Ungaran, Kudus, Jepara, Pekalongan, sampai Tegal.
Kekaguman datang tidak cuma penikmat roti tetapi produsen bahan baku. Mereka berbondong berlomba agar bisa menjadi pemasok. Bagaimana tidak selama lima belas tahun, usaha bakery mereka selalu riuh oleh pembeli. Para produsen ini juga memberikan pelatihan mengolah bahan baku mereka. Bukan lagi disebut toko kecil karena tingkat produksi mencapai 10 ribu potong hingga 15 ribu per- hari.
Mereka banyak memasan untuk aneka kesempatan. Taja selalu mengamati prilaku konsumen agar tepat di marketing produk. “Itu penting untuk menekan jumlah produk yang mubazir, karena roti memiliki umur,” ujar Teja.
Dia tidak segan memberikan layanan antar. Langsung ditangani sendiri ketika memasan banyak. Sambil itu, ia mengirim pesanan, termasuk melakukan pemasaran dan informasi soal produk. Menurutnya banyak orang memilih praktis. Orang lebih memilih kue buat buah tangan selepas hajatan. Ketika musim hajatan maka toko kue Virgin selalu ramai permintaan.
Untuk produk terlaris, ia menyebut nama kue berbentuk cincin bulat atau donat. Mendukung kebutuhan dari pasar lebih luas maka dibukalah cabang. Dia mencoba menangkap pembeli luar Semarang dari Ungaran. Ya cabang kedua Virgin Bakery di Ungaran, Jawa Tengah. Karena memang banyak pembeli datang dari ujung selatan Kota Semarang.
Garasi yang dulu menjadi pusat kini menjadi besar. Toko besar yang sudah mirip minimarket khusus buat roti memanjakan pengunjung. Permintaan cukup tinggi ditambah dari cabang Ungaran, yang tanahnya seluas 1,1 hektar. Teja mempekerjakan 200 orang karyawan, ditambah pembangungan pabrik roti kedua. Jika bicara mengenai omzet sudah mencapai Rp.50 juta per- bulan.
Teja sendiri masih punya hasrat membuka cabang di kawasan Semarang Barat. Sudah 15 tahun berbisnis di bidang roti, hal paling andalan adalah ketekunan itu sendiri. Apalagi sekarang usaha sejenis telah menjamur di berbagai tempat. Marketing kuat melalui pemahaman akan pelanggan menjadi andalan lain. Melalui cita rasa enak membuat Virgin Bakery juga tersebar dari mulut ke mulut.