Profil Pengusaha Sukses Kasnawi
Dia pernah bekerja menjadi pegawai usaha jamur. Sebuah usaha kecil- kecilan yang dilakukan tetangganya sebelah rumah. Lama kelamaan Kasnawi mulai jago soal merawat jamur tiram ini. Ujung- ujungnya pria asal Pekalongan, warga Dukuh Nolo, Desa Kalirejo, Kec. Talun, Kab. Pekalongan ini, memilih membuka usaha sejenis.
Bisnis jamur
Perkilogram disebutkan dihargai Rp.9.000- Rp.10.000. Dalam sebulannya mereka mengantungi untung bisa mencapai Rp.2 juta- Rp.3 juta. Kasnawi bersyukur dan tidak jumowo (tinggi hati). Bersyukur hasilnya cukup buat menyekolahkan dan ngasih makan anak- istri.
Untuk kendala tidak ada kendalah berarti terangnya. Hanya kalau musim kemarau, dia harus rajin menyirami air ke tanah agar tetap lembab. Kalau sudah masuk musim penghujan sih tidak perlu. Soal perawatan cukup dilakukan empat bulan sekali. Tujuannya mengganti baglog yang tidak produktif lagi. Diganti baru buat ia tanami lagi.
“…kami ganti 800 baglog setiap 4 bulan,” paparnya. Kalau baglognya sudah tidak terpakai dapat dijadikan bahan pupuk organik.
Masalah lainnya yakni pemasaran jamur. Awal sekali dia harus memasarkan sendiri. Kini, sudah banyak yang jadi pengepul. Orang dulu taunya semua jamur beracun. Kini orang sudah tau tidak semua. Dan beberapa jamur dapat dikonsumsi.
Mereka bersyukur mampu berkembang seperti sekarang. Namun masalah modal menjadi kendala keduanya berekspansi. Kalau mau menambahkan modal, Kasnawi siap bekerja keras lebih tetapi tidak modal dari bank. Alasan masih takut menjadi kendala dirinya mencoba bank. Pemkab sendiri pernah coba bantu tetapi kurang.
“Beberapa kali sudah ditawari bank, tapi saya tidak berani. Pemkab pernah bantu, tapi hanya alat untuk ngepres baglog. Tapi kalau dana belum pernah,” tutupnya.
Seperti penulis ceritakan diatas, Kasnawi punya murid, tidak cuma satu tetapi banyak berkat sosial media. Ia senang berbagi kesuksesan. Tidak cuma berbisnis sendirian. Kasnawi rajin menyapa orang melalui Facebook miliknya. Para pembudidaya asal Doro, Petungpkriyono, dan Kandangserang belajar jamur dari Kasnawi disana.
Muri- muridnya lah yang bersama membuatkan akun. Akun Facebook berisi bagaiman kiat berbudidaya jamur. Tidak terbatas kalangan biasa, anak sekolahan juga, bahkan Sekolah Dasar pun aktif mencari tau budidaya jamur. Mereka calon pengusaha muda yang ingin memulai berbisnis budidaya jamur tiram.
“Siapa saja mau belajar saya terbuka,” ia jelas.
Dua tahun sudah dia menjalani bisnis jamur. Soal pembuatan media tanam maka dia ahlinya. Bahan membuat baglog dia ajarkan kepada murid- muridnya: Serutan kayu sampai 3 kuintal, bekatul 15kg, kapur 2kg, dan pupuk TS 1kg. Itu dapat menjadi 800 baglog.
Namun tidak semudah itu membuat baglog sendiri langsung sukses. Ia kan pernah bercerita dulu gagal 700 baglog. Pernah gagal lagi nih gagal sampai 400 baglog. Hingga mampu membuat sampai 2.500 baglog berhasil dan panen setiap hari. Memang sterilnya media termasuk proses menanamnya mempengaruhi.