Profil Pengusaha Jhon Nesimnasi
Awal bisnis tidak menyenangkan. Kehidupan sebelum menjadi suplier ikan layaknya kuli. Jhon Nesimnasi, memulai menjadi pengakut ikan. Jhon sudah hidup susah sejak kecil, sudah terbiasa akan namanya kerja keras. Dia bekerja sebagai pengakut ikan.
Kuli ikan, sebelum usahanya sendiri dibuka 2002 silam, ia setiap saat ada kapal merapat akan segera berlari. Jhon akan membantu mengangkuti. Ikan dibawa ke pasar dan nanti ia mendapatkan imbalan lumayan. Lumayah loh, ia mengaku sehari bisa mengantungi Rp.100 ribu.
Meskipun begitu tidak mudah. Persaingan sesama ditambah kehidupan keluarga yang susah. Hidup adalah bekerja keras. Kedua orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah Jhon. Maka ketika pulang sekolah, Jhon kecil langsung berangkat ke pantai, mengangkut ikan- ikan membantu para nelayan bekerja.
Dimulai sejak sekolah menengah pertama atau SMP. Dia bersama kawan mulai ikut bekerja bersama. Jhon menjadi bakul ikan.
Kisah sukses
Nasib berubah ketika tempat itu dirubah menjadi pelelangan ikan. Pantai kecil tersebut sudah memiliki satu tempat khusus. Nah, karena Jhon dikenal dapat dipercaya, maka para nelayan menerima bantuannya. Ia dijadikan suplier buat nelayan menyetorkan ikan.
Ia mengatakan menghasilkan Rp.20 juta. Itu diluar biaya yang Jhon keluarkan buat anak buah loh. Ada 16 orang dipekerjakan dia. Tugas mereka membongkar ikan dan membawa ke pelelangan. Sebagai suplier dia bekerja mengumpulkan ikan hingga dipasarkan ke pasar- pasar di daerahnya, dan pengolahan ikan juga.
Setiap harinya pria 40 tahun ini bisa memasarkan sampai 10 ton ikan. Ikan dipasarkan banyak macam, dari ikan cakalang, tuna, layang, tongkol, dan kakap. Moda dikeluarkan Jhon terbilang kecil. Kepercayaan akan John membuat bisnisnya lancar. Usahanya terus berkembang lewat kemitraan bersama.
Jhon pun merasakan berkat kebaikan nelayan. Dia memberikan timbal balik. Yakni memberikan modalnya ke nelayan. Sebagai gantinya meminta dia menjadi supliernya. Para nelayan akan menjual ke Jhon buat dia pasarkan. Namun dia menggunakan harga lelang yang disepakati bersama.
Uang dibutuhkan nelayan senilai Rp.2- 7 jutaan. Utama nelayan akan memancing tuna. Lamanya lumayan sampai tujuh hari melaut. Atau bahkan mereka bisa memancing sampai sepuluh hari. Kemitraan dijalankan Jhon mampu membeli dia satu kapal sendiri. Dan dibawah naungan Jhon ada 22 kapal mitra milik nalayan.
Kondisi angin laut menjadi tantangan tersendiri. Bahkan ketika musim angin barat, dalam dua bulan dia bisa tidak mendapatkan ikan. Kalaupun nelayan bisa menangkan ikan ya terbatas. Pria asal Kupang ini dulu pernah terjerat rentenir. Dia harus membayar bunga sampai 10- 20 persen dari total uang dipinjamkan.
Hingga situasi tersebut dapat diatasi selepas 4- 5 tahun. Paling terberat adalah karena hutang Jhon tidak boleh dicici. Kewajiban membayar hutang tersebut akhirnya terbayar. Karena dia memakai uang bukan buat sembarangan. Hasil usahanya penampungan ikan, gudang seluas 8×13 meter, dimana ikan disalurkan.