Profil Pengusaha Mudhofi
Mencari sumber penghasilan sendiri. Mudhofi, guru mengaji, melihat pencerahan dibalik kekayaan alam Dieng. Buah carica ternyata memberikan peluang usaha. Menghasilkan rupiah lewat para pelancong yang datang ke sana. Dia tidak sendiri tetapi bersama membangun ekonomi daerah tempat tinggalnya.
Perjalanan bisnis tidak selamanya lancar. Pernah berhenti produksi, karena arus keungangan yang keteter karena terseret ke pihak agen. Mereka para agen penjual telat bayar, bahkan banyak yang tidak bayar dari penjualan manisan Al- Fath. Kejadian tersebut tahun 2014, kemudian dia tangani dan berjalan akhir tahun.
Produksi setiap hari mencapai 60kg buah carica. Itu dibuat bermacam manisan dengan aneka rasa. Satu pengalaman pelatihan magang sebuah UMKM di Jakarta. Mudhofi mengkreasikan aneka rasa, dari lemon, terong belanda, sampai original.
Manisan dijual Rp.20.000 berisi 6 cup, dan Rp.35.000 berisi 12 cup. Satu cup iru isinya 115 gram buah carica, proses produksi oleh 20 orang santri Pesantren sendiri. Omzetnya kata Mudhofi masih kecil, yakni Rp.30 juta, dimana uang untungnya buat Yayasan Pesantren yang mengandalkan pemasukan warung.
Sekarang ada carica, lumayan menambah pendapatan kas Pesantren ujarnya. Pesanan makin tinggi dimana dari Semarang, ambil contoh, ia mengirim sampai 300 dus. Jualan juga melalui sistem online tetapi ya belum efektif lebih mengandalkan keagenan.