Profil Pengusaha Michael Elliot

Namanya Michael Elliot, merasakan betul bahwa laki- laki juga butuh manja. Seorang teman menganalisa dia benar butuh pedicure. Dia, perempuan, kemudian mengajak Michael pergi pedicure. Jujur si temannya ini mau bilang tetapi memilih diam. Takut kalau Michael tersinggung karena dia laki- laki.
Malu ke salon perempuan
Acara Shark Tank tentu kamu sudah tau kan. Dia hadir di Season 6, pada 26 September 2014, dimana jadi penayangan terbanyak penontonnya dalam sejarah Shark Tank. Dia mencari investasi $200.000 yang mana sebagai gantinya dapat saham 20% untuk mengembangkan brand franchisenya.
Ya, untuk mengembangkan bisnis tersebut cepat. Michael memilih mengkonsep bisnis waralaba. Juga satu kebetulan dia terinspirasi kisah sukses waralaba. Dia menjelaskan kepada para Shark bahwa salonnya dirancang menarik hati para cowok maco.
Sayangnya, seperti beberapa pengusaha sukses lain di Shark Tank, dia tidak mendapatkan apapun. Bahkan menurut Kevin O’Leary, “itu tidak akan pernah bekerja”. Beruntung salah satu penonto episodenya adalah satu investor perempuan Africa- America, yang lantas memberinya kesempatan dengan investasi setelah itu.
Bisnis resiko
“Sejak awal, saya telah berpikir besar dan saya punya potensi untuk menjadi brand nasional,” paparnya. Dia menyebutkan apa kita pikirkan akan berpengaruh ke masa depan kita. Dengan berpikir besar pengusaha akan menjadi sosok pemikir setiap langkah ke depan meskipun sekecil apapun -pasti akan berdampak juga.
Dia tidak ingin jadi salon murahan. Maksudnya cuma jualan di mall, tetapi harus memiliki tempat sendiri premium. Seperti memasang bisnis di tiga tempat ikonik yakni Rodeo Drive, Sunset Boulevard, atau di Melrose. “Saya selalu tau saya mau mengintregasi barber menjadi satu model bisnis jadi waralaba besar.”
Dengan konsep waralaba, berapa Michael Elliot dapatkan, yakni investasi $234.700 sampai $531.000 dan menjual lebih dari 183 lisensi franchise Hammer & Nails.
Jika menelisik lebih dalam adakah prospek bisnis ini. Ditelisik ternyata perawatan kuku bagi pria itu beda. Jika wanita melakukan itu demi estetik; dimana mereka berganti warna setiap kali bosan. Maka bagi pria adalah murni soal kesehatan dan kebugaran.
Untuk mendukung bisnisnya Michael juga melakukan riset. Ia memberika delapa alasan kenapa pria harus pedicure. Salah satunya sebagai langkah pendeteksi awal retakan, infeksi jamur, dan kuku yang tumbuh tidak teratur. Kamu harus tau kuku tidak sehat membuat infeksi, bau busuk, kulit- kulit jelek mengeletek.
Maka setiap ada orang biasa datang berkunjung. Mereka yang baru ingin coba- coba. Tidak tau bahwa ada bahaya dibalik jamur kuku. Mungkin mereka tidak pernah membahas kaki dengan istri atau teman. Tapi mereka perlu tau pemain basket NBA menurut Wall Street Journal melakukan pedicure pada kaki mereka.
Jika pelanggan datang bukan soal kuku bersinar, maka setidaknya berpikirlah tentang aspek kesehatan. Ambil lah contoh Lebron James, sosok pemain basket terkenal sedunia ini paling vokal soal aktivitasnya pedicure kuku kaki. Lalu ada Dwyane Wade sebagai pebasket kaki adalah aset, maka dia merawat kakinya.
Persepsi tentang pedicure lambat laun berubah. Meskipun begitu dukungan wanita juga penting. Alhasil ada klien 3 sampai 5 persen adalah wanita. Mereka yang mengajak pasangannya yang kakinya bau. Meski begitu Michael tetap fokus terutama menarget mereka para pria berjas yang sudah memiliki pendidikan tinggi.
Wanita ini memberikan kontribusi 30% penghasilan perusahaan. Mereka mendorong para prianya agar tau bahwa kaki mereka butuh perawatan. Bisnis Michael adalah perawatan kuku dan tangan termasuk pedicure tetapi juga lainnya. Untuk menarik para pria ada perawatan pijat dengan scrub yang dicampur wiskiy juga.