Biografi Pengusaha Menyentuh Hati
Sebagai seorang anak masih hijau tentang konsep hidup. Satu kisah nyata sukses bangkrut pengusaha bernama Terri Bowersock. Ketika kecil senangnya merobek serbet menjadi beberapa bagian dibagi- bagikan ke semua orang.
Atau, dia akan sangat rewel soal mematikan lampu guna menghemat listrik. Dia penderita disleksia, berarti punya hidup sendiri, ada keterlambatan dalam hidupnya. Tapi kenyataanya anak disleksia katanya adalah anak super cerdas, jika ditangani dengan baik oleh guru dan orang tua.
Terri dan ibunya adalah penghobi membeli barang di garasi atau garasi sale. Mereka membeli furnitur bagus, kemudian menaruhnya di rumah. Bicara tentang sekolahnya, Terri bukanlah sosok anak yang bahagia seperti kita, dia penderita disleksia, selalu mendapatkan ejekan diskriminasi.
Tidak Punya Masa Depan
Namun itu tidak menghalangi dirinya menjadi jutawan loh. Di kelas 5 SD, seorang guru berbicara bahwa dia itu tolol seperti bola yang memantul. Karena disleksianya, meski berhasil lulus, ia tidak bisa melamar pekerjaan.
Terri setelah lulus sekolah menengah atas, yang akan masuk ke dunia kampus. Meski berhasil lulus, Terri nyatanya memiliki kemampuan membaca setara anak kelas tiga. Dia tidak punya jalan bekerja. Terri tidak bisa mengajukan lamaran pekerjaan, dan berakhir di pekerjaan asal- asalan.
Dia membersihkan jendela atau menjual roti sandwich di lapangan untuk belajar golf. Tanpa satu kepastian kerja, ia memutuskan berhenti dan mengunjungi ayahnya di Kansas. Dari perjalanan kesana itu, ia bertemu teman ayahnya, dia memiliki usaha konsinyasi kecil- kecilan.
Dia akhirnya bekerja di toko konsinyasi tersebut. Ide bisnis itu muncul seketika bekerja disana. Terri punya ide yaitu akan mendapatkan furnitur orang lain, menampilkan di toko dan menjualnya melalui dirinya. Terri telah kembali ke rumahnya, ia begitu senang ingin memulai ide bisnisnya sekaligus.
Dia ingin segera menjalankan bisnis barang bekas. Ketika ia menelepon ibunya di Phoenix, Terri mengatakan kepadanya, “kita akan kaya raya!.” Dia berkata, “Oh tidak! kita akan menjadi Sanford dan anaknya.”
Ia (22 tahun) segera saja meminjam uang kepada neneknya senilai $2000 guna memulai bisnis. Bersama ibunya bekerja sama selama lima tahun belakangan, sampai suatu hari, ibunya memutuskan keluar karena booming real estate di Phoenix, AZ.
Terri kemudian melanjutkan bisnisnya Terri’s Consign dan Design Furnishings. Tidak disangka, bisnisnya tersebut, berkembang sangat lah pesat Dari 6 toko di Arizona menjadi 17 toko waralaba, kemudian bisnisnya tersebut tembus angka aset $36 juta.
Selama pertumbuhan bisnisnya menjadi kerajaan konsinyasi, Terri Bowersock menjadi lebih terkenal oleh karena itu. Dia menjadi pengusaha paling dipublikasikan dan ditulis oleh banyak penerbit. Terri bahkan telah muncul di acara Operah Winfrey sebagai seseorang cerdas membangun Amerika.
Dia bukanlah seseorang yang ingin membuktikan diri “tidak bodoh”. Di akhir 1990 an, Terri telah mencapai puncak bisnisnya di Amerika. Dia telah memiliki 4.500 meter persegi rumah di Ahwatukee Foothills, lengkap punya sauna, theater, dan ruang olah raga senilai $7 juta.
Sekarang, dia (55 tahun) tidak memiliki pekerjaan tetap dan mulai bekerja sebagai konsultan. Dia membantu orang di bisnis konsinyasi, yang menjadi passion nya. Hidupnya telah jatuh dalam ketika sang ibu, Loretta Bowersock menghilang lantas ditemukan tewas di 2004.
Di puncaknya di tahun 1990 an menuju 2000 an, disana telah ada 17 Terri’s Store di Arizona. Mereka terus menghasilkan keuntungan sampai $36 juta dan 300 lebih pegawai. Impiannya menjadi pebisnis nasional tiba.
Sukses Bangkrut Pengusaha
Tapi, ketika beberapa tahun setelah ibunya ditemukan meninggal, bisnisnya kehilangan arah. Ia mengaku bahwa hilangnya sang ibu dan masa pencarian mengganggu diri. Memiliki banyak cabang membuatnya sulit mengelola.
“Perusahaan tidak berjalan sesuai dengan itu seharusnya,” dia berkata.
Pada 2009, ia tidak lagi sanggup membayar para pengirim barang tepat waktu. Bisnisnya butuh waktu 90 hari sejak barang datang dan menjualnya lalu membayar 40-50 persen dari harga jual. Cek baru dikirim ke pengirim barang setelah satu bulan barang terjual.
Namun usaha terus mengambil barang untuk dikonsinyasi dan operator tau tidak akan bisa membayar tepat waktu. Bisnis ini digugat oleh kantor Kejaksaan Agung Arizona di 2010. Tuntutan telah terbayar, itu senilai $500.000 untuk bisnis milik Terri.
Toko- tokonya kemudian ditutup pada Juni 2010, badan Better Business Bureau of Central, Northern and Western Arizona, menerima lebih dari 200 komplain. Dia pun mencoba mengorganisasi ulang bisnisnya agar tetap hidup.
Dalam setahun ia telah mencoba berbicara lewat telepon, mencoba meyakinkan para pengirim barang. Terri telah mencoba meyakinkan mereka akan menerima bayaran setiap bulan, bukan dibayar penuh dulu. Namun, attitude mereka para pemilik barang ternyata sangatlah buruk.
“Banyak pengirim barang tidak bahagia. Dan mereka itu brutal, dan mereka terus menelepon. Dia mencoba melayani mereka. Dia ingin berbicara dengan mereka,” ucap Christy Varela.
Christy sendiri merupakan salah satu pemilik barang dikonsinyasikan oleh Terri’s Store. Dia juga terus- terusan komplain ke Terri (awalnya) terus menerus setiap waktu. Dia sendiri merupakan salah satu patner lama bisnis ini. Terri kemudian memanggil Christy lalu berbicara langsung.
Christy terkesan ketika diberi janji pembayaran setelah 18 bulan bahkan diberi pekerjaan. Christy tidak hanya mendapatkan uang $1800, tapi juga sebuah pekerjaan part- time di sana hingga 5 bulan sebelum bisnisnya ditutup.
Dia bertugas menjadi costumer service, menghubungi sesama pengirim barang. Dia sadar bahwa hidup sang wanita tangguh itu begitu berat. Dirinya baru sadar ketika ikut bekerja bersama Terri; dia bukanlah wanita jahat pikir Christy mungkin.
Sedikit menyesal dia pernah begitu keras menuntut wanita malang ini, jelasnya kepada media. “Saya percaya bila dia masih bisa buka, dia pasti akan membayar semua orang sampai hari dirinya meninggal, meski itu akan menghabiskan waktu untuk itu.” ujar Christy Varela menutup.