
Produksi wood pellet selalu menggunakan kayu limbah ataupun kayu-kayu
seharga kayu limbah. Kayu-kayu dari kebun energi seperti kaliandra dan
gliricidia (gamal) adalah kayu-kayu murah seharga kayu limbah tersebut sehingga
bisa dipergunakan untuk produksi wood pellet tersebut. Produktivitas kayu yang
tinggi menjadi tujuan utama untuk kebun energi tersebut, bahkan kebun energi
tersebut mengandalkan trubusan (coppice) untuk memaksimalkan produksi kayu
kebun energi. Keuntungan lain dari kebun energi atau kebun biomasa adalah bisa
diintegrasikan dengan usaha peternakan, untuk lebih detail bisa dibaca disini.
Sedangkan kayu untuk produksi kertas selalu menggunakan kebun atau hutan kayu
seperti akasia atau eucalyptus. Hal inilah yang membuat kebutuhan bahan untuk
kertas dan bioenergy khususnya wood pellet tidak saling berkompetisi. Sedangkan
di negara seperti Kanada yang menggunakan jenis kayu yang sama yakni pinus
untuk produksi kertas dan wood pellet, memang ketika lonjakan atau kenaikkan drastis
untuk wood pellet maka kompetisi kayu dengan bahan baku untuk kertas menjadi
tidak bisa dihindari. Kanada saat ini termasuk produsen utama dunia dengan
kapasitas produksi mencapai 3,9 juta ton per tahun.



