Profil Pengusaha Dian Meidianti
![kerjasambilan.png kerja sambilan pegawai negeri](https://pugur.com/wp-content/uploads/2024/11/kerja2520sampingan.png)
Tidak sedikit masyarakat urban mencoba berkebun sayuran organik. Kerja sambilan menguntungkan dan tidak menguras energi. Begitu pulang bekerja langsung ganti seragam harian. Ia, Diah Meidianti sangat mendalami profesi barunya sebagai usahawan selain pegawai negeri.
“Saya sengaja memilih sayuran berumur pendek, agar cepat panen,” tips Mei.
Mei memang senang berkebun. Sampai- sampai ia mengikuti pelatihan ketika di Nakhonratchasima, Thailand, selama 4 bulan penuh. Dia belajar menanam pakcoy, mentimun, dan pare. Sayur- mayur itu ditanam dalam guludan atau bedeng.
Ada 280 guludan dengan luas masing- masing 1,2 x 10 m. Ini menghasilkan 300 kg panen perbulan dengan berbagai jenis, dari kangkung caisim, bayam, pakcoy, dan bayam merah. Sisanya 240 kg yang menghasilkan kacang panjang, mentimun, daun gingseng, terung ungu, dan pare.
Kerja sambilang menguntungkan inilah wirausaha. Walau dilihat sepele, namun dia mempu menjual itu semua sampai habis. Pasalnya wanita kelahiran Surabaya, 27 Mei 1963 ini, memiliki dasar kuat mengenai teknik menanam organik.
Mei menggunakan pupuk non- kimia yang menghasilkan panen bermutu tinggi. Semua sayuran itu dipasarkan ke pasar swalayan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Harganya murah Rp.6000- 700 perkg. Namun karena dia memproduksi banyak maka omzet mencapai Rp.17 juta perbulan.
Dikurangi biaya produksi, pupuk, dan tenaga pendukung masih sisa. Ia mampu mengantongi untung bersih sekitar Rp.7 jutaan. Itu sudah termasuk sewa tanah bila tidak akan mencapai Rp.10 jutaan. Ini sangat tinggi mengingat hanya kerja sambilan pegawai negeri.