Biografi Singkat Pengusaha Medina Zein

Bisnis Klinik
Medina pengen punya klinik kecantikan. Namun orang tua sangat menentang akan keputusan tersebut. “… mereka juga sempet ngambek,” paparnya. Rasa ingin membuktikan bahwa dia akan sukses kuat. Disela- sela kuliah dia mengikuti aneka pelatihan di bidang impiannya.
Dia mulai menabung. Ingin membuka usaha sendiri tanpa bantuan orang tua. Diantara kesibukan berkuliah, dia memutuskan menikah muda
Medina menikah umur segitu tinggal di kosan. Suami hanya bekerja jadi pegawai hotel. Maka benar- benar sukar buat menambung. Diantara kesibukan mengikuti aneka pelatihan. Dia juga berjualan kecil- kecilan produk kecantikan.
Selanjutnya dia mencoba jualan lewat online shop. Hasilnya lumayan dan diseriusi sambil berkuliah. Dia mengumpulkan Rp.50 juta, dan pada 2015 membuka klinik sendiri. Awal dia kerja dibantu empat orang karyawan, dimana dia merangkap jadi pegawai beautician.
Mematangkan Bisnis
Tidak mudah memang apalagi dia juga ibu rumah tangga. Awal dia masih jualan aneka produk dari omnya. Dia mulai bergriliya. Termasuk mencoba dapat endorse seleb- Intagram. Cara lainnya, dia menjaring para pelanggan menjadi distributor atau reseller.
Sudah sukses tantangan lainnya: Produk buatannya banyak ditiru. Produk baru bahkan ditiru, tidak jarang memakai atas namanya. Banyak konsumen terjebak memakai produk tiruan. Inovasi apapun ditiru oleh mereka plagiat.
Manfaat membuka klinik dan ganti nama begitu berasa. Apalagi ditambah dia gencar mencari endorse dari Instagram. Awal jualan harga produknya kisaran Rp.100 ribuan, omzet awal Rp.20 juta, dari 3- 4 paket yang berisi sekitar 20 varian produk.
Pengusaha Klinik Kecantikan
Bisnis miliknya semakin tinggi, bisa nabung Rp.10 juta, dari omzet Rp.30 juta setiap bulan. Tabungan itu kemudian diputar dijadikan klinik baru. Fokus bisnis Medina memang tidak cuma bisnis online. Total ada 3 klinik tersebar di Bandung.
Sudah ada ratusan reseller dan 14 distributor besar. Tidak cuma Indonesia juga merambah negara lain. Ada kisah dibalik biro travel miliknya. Alasan utama ternyata adalah kemudahan administrasi. Bukan cuma buat orang lain umroh atau haji tetapi juga buat diri sendiri.
Kedepan ingin mengumrohkan seluruh karyawan. Total sekarang sudah ada 150 orang karyawan. Gampang sudah dia mengumrohkan karyawan. Tiap enam bulan sekali ada dua karyawan ke Tanah Suci. Pokoknya semua karyawan akan dapat jatah.
Jika dirunuk kebelakang banyak perkembangan dia lakukan. Meskipun tanpa ilmu manajemen khusus, ia membuktikan mampu berbisnis.
Dari sekedar pakai dokter umum, sekarang bisnis Medina mempekerjakan dokter SpKK. Perizinan semua lengkap sudah dilengkapi sejak awal. Memang susah membuat perijinan membuka klinik. Bikin ijin klinik satu buat enam bulan saja.