Profil Pengusaha Madya P. Andang

Kisah dokter gigi jadi pengusaha UKM maju. Inilah kisah wanita bernama Madya P. Andang. Yang mana tidak takut jadi pengusaha. Untung puluhan juga bermodal uang Rp.1 juta. Tanpa perlu melepas status bisnis daur ulang kain goni inspiratif.
Bermodal satu juta menghasilkan barang daur ulang. Harga jual produk Madya hingga ratusan ribu. Ini berkat ketrampilan mengolah limbah. Doketer gigi jadi pengusaha sukses siapa takut. Ia meraup rupiah dengan daur ulang kain goni menjadi berbagai bentuk kerjianan, salah satunya tas.
Bisnis daur ulang CV. Regi’s Indonesia, cukup mengambil konsep ramah lingkungan. Sesuai dengan program Go Green pemerintah, seperti yang dijelaskannya kepada pewarta VIVAnews di pameran Jakcraft 2013.
Cara Pengusaha Daur Ulang Kain Goni
“Saya ingin mengangkat kain goni menjadi suatu produk yang unik. Kain goni ini tidak banyak menjadi perhatian,” ungkapnya.
Pada tahun 2011 lah, ia memulai bisnis ini dengan sekala rumahan saja. Dia mengaku modalnya tidak besar. Tidak perlu mengeluarkan kocek dalam- dalam. Bahan baku kain goni murah seharga Rp6.000 hingga Rp10.000 per- lembar.
Ditambah dengan alat- alat produksi berupa jarum jahit, benang, dan lem tembak. Ada juga bahan tambahan, yaitu kain perca seperti kain jins. Berinvestasi hanya pada alat- alat spesifik tidak sampai Rp.1 juta. Fokus dokter gigi jadi pengusaha ini membuat produk ramah lingkungan.
Modal itu digunakan berupa kerajinan tas, gantungan jilbab, alas kaki, bros, dan tempat tisu. Harganya pun bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. “Kalau bros, harganya Rp10.000. Kalau tas, ada yang harganya Rp50.000 sampai Rp500.000,” paparnya.
Dia berhasil meraup untung hingga puluhan juta per- bulan dari bisnis barunya ini. Omzet per- bulannya ada mencapai Rp8 juta hingga Rp25 juta.
Tutorial Daur Ulang Kain Goni
Madya menjelaskan mula- mula kain goni dibersihkan, direndam semalaman, lalu dicuci. Kemudian direbus dengan api kecil.
“Lalu, diberi cairan desinfektan untuk menghilangkan bakteri,” ujarnya.
Setelah itu kain tersebut dijemur hingga kering, disetrika, lalu dipotong sesuai pola diinginkan. Prosesnya itu cukup memakan waktu cuma dua hari. Dari mengerjakan semua sendiri, kini, dia meminta kain goni langsung dibersihkan oleh suplier dari Jember.
Meskipun begitu dia tetap mencucinya kembali agar bersih. Sekali produksi, lanjut ibu beranak dua ini, setidaknya membutuhkan sepuluh lembar kain goni. Dari sepuluh lembar itu, bisa tercipta lah sekitar empat puluh item.
Seluruh proses dikerjakan di kediamananya di daerah Tanjung Barat, Jakarta. Madya tidak sendirian, dibantu oleh tujuh orang karyawan tuna rungu. Sebenarnya tidak ada kendala berarti. Tentang komunikasi dengan karyawan cukup dengan isyarat tangan.
Wanita lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga ini, mengungkapkan masih membutuhkan fasilitas untuk bisnisnya utamanya dalam memasarkan produknya. Kesulitan dari bisnisnya adalah dia belum memiliki galeri sendiri.
Dia berharap ada yang mau meminjamkan galeri seni. “Saya belum punya galeri. Show room ada di rumah,” ia menambahkan.
Usaha CV. Regi’s Indonesia telah menembus pasar luar negeri. Akhir- akhir ini, produknya telah dipromosikan hingga ke China dan Dubai oleh Dinas Perdagangan DKI Jakarta. Ia juga menerima pesanan kerajinan tangan, baik untuk pribadi maupun suvenir.
Jika berminat, pembaca bisa berkunjung ke show room-nya yang berada di Tanjung Barat Selatan Kav. 16 A No. 12 A, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, atau bisa mengontaknya langsung lewat andangp6@gmail.com.
“Kalau bros, minimal pesan 300 item. Tas mukena minimal dua kodi. Ya, tetapi, sebenarnya tergantung item sih, asalkan ongkos kirim ditanggung pembeli,” kata dia.