Dulu aku menyebutnya Bubur Sambel Goreng, sampai seorang teman memberi tahu bahwa namanya Bubur Lemu. Lemu dalam bahasa Jawa artinya gemuk. Konon katanya cocok buat orang yang lagi sakit atau baru pulih dari sakit supaya berselera makan dan jadi lemu lagi 🙂
Kalau aku mudik ke Semarang, si mbak di rumah Mami bertugas menyediakan atau tepatnya membelikan kami sarapan. Maklum, beberapa tahun terakhir Mami sudah tidak terlalu semangat untuk masakin aku kalau pulang. Alasannya, selain capek juga aku lebih prefer jajan saja, wong niat mudik itu selain nengokin Mami juga mau wisata kuliner. Kalau Mami masak, malah seringnya nggak ke makan. However, kami jarang keluar rumah pagi pagi. Nah, Mamiku yang sejak kami kecil selalu menekankan pentingnya sarapan, sibuk sendiri, kuatir kami kelaparan. Jadilah si mbak yang disuruh beli sarapan. Biasanya sehari sebelumnya kami pesan mau sarapan apa, lalu paginya dibeliin. Bangun tidur meja makan sudah betudung saji, alias sudah ada makanan tersedia. Bahagianya hidup bersama Mami..😘
Jenis sarapan yang sering dibelikan si mbak adalah :
Lontong Opor (sumpah, enak banget !), Nasi Ayam (nasi, opor,sambel goreng krecek, sambel goreng labu siam, tahu bacem..enak),
Nasi Gudeg (Ok lah),
Nasi Pecel (biasa aja),
Nasi campur (nasi, mie goreng, ayam/daging/telur bumbu Bali, oseng oseng tahu/tempe, srundeng… lumayanlah), Nasi Kuning (aku nggak suka nasi berwarna, kecuali nasi goreng, jadi menurutku kurang sip) dan
Khusus aku : Bubur Sambel Goreng atau Bubur Lemu ini. Enaaak banget. Padahal hanya bubur gurih, sambal goreng labu siam (kalau di Semarang disebut Jipang), suwiran ayam dan telur. Karena porsinya kecil -kan tujuannya hanya buat sarapan- aku suka pesen 2 porsi..wkwkwk
Suatu hari aku kangen banget makan Bubur Lemu. Nunggu mudik kok lama banget, ya udah aku bikin sendiri ajalah.
Karena malas ngaduk, aku pakai Slow Cooker (semacam rice cooker ya). Tinggal masukin, pencet tombol, sesekali diaduk, udah jadi. Memang jauh lebih lama daripada masak pakai panci biasa. Kalau pakai panci biasa, paling 1 jam sudah siap.
Oiya, kali ini aku masak sambal goreng labu siamnya pakai bumbu instant. Aslinya pasti enak bumbu ngolah sendirilah ya.
Nggak aku sangka ternyata Cinta dan bapaknya suka banget. Padahal kalau di Semarang mereka nggak mau loh, malah mereka lebih suka sarapannya nasi.
Kalau Cinta, awalnya dia hanya mau nyoba dikit setelah dipaksa paksa. Setelah tau rasanya, eh, minta nambah. Tapi resikonya makan bubur kan cepet kenyang tapi juga cepet laper, jadi harus berkali kali makan…mungkin itu sebabnya dinamai Bubur Lemu 😂
Bahan :
2 cup beras, cuci bersih, rendam 2 jam
1800 cc air
200 cc santan Kara
3 lembar daun salam
1 lembar daun pandan, potong 2
1 sereh ambil putihnya saja
1 sdt garam
Vetsin sedikit kalau mau
Cara membuat :
Masukkan beras dan semua bahan ke dalam slow cooker. Aduk rata dan cicipi dulu rasa asinnya. (Jangan terlalu asin karena nanti akan dinikmati dengan Sambal Goreng Jipang).
Set”high” selama 3 jam lalu “low” selama 30 menit sambil sesekali diaduk sampai air habis dan beras menjadi bubur beras yang kental. Kalau masih ada yang berwujud beras utuh, tambahkan sedikit air dan waktu memasak.
Matikan slow cooker, buang daun pandan, daun salam dan sereh. Tunggu sampai bubur agak hangat, sajikan dengan Sambal Goreng Jipang. Taburi bubuk kedelai kalau suka.