Profil Pengusaha Monic Subiakto

Monica Subiakto berbisnis bermula keinginan sang anak. Dia, Amanda, ingin membuka usaha sendiri, dan ia mencoba memfasilitasi hal tersebut. Bisnis mereka berawal sederhana kok. Monica mulau jualan kaus- kaus asal Bangkok, Thailand. Dimana ia mendapatkan kaos tersebut dari seorang teman.
Mantan broker
Ada alasan tertentu kenapa Monic fokus di katun. Kain ini cocok buat Indonesia yang beriklim tropis. Ia menambahkan bahwa terjangkau kalangan menengah. Harga dikisaran Rp.175.000- 700.000. Eksperimen terhadap katun dilakukan Monic lewat tabrak warna, tidak monoton polkadot, bunga, atau garis- garis.
Di sehalai pakaian akan ada variasi warna. Dia terinspirasi pakaian bayi Amanda. Produk bernama Oliliy itu, warnanya lembut, dimana motif bunganya tabak lari. Empat warna bahkan dijadikan satu dalam satu helai pakaian. “Tapi, kok, tetap lucu,” selorohnya.
Bisnis katun kuat
Warna tidak ngejreng justru menjadi kalem. Laura Ashley memberikan banyak inspirasi. Desainer yang dikenal memulai dari bisnis kain perca. Masalah utama Monic awal adalah warna itu sendiri. Tabrakan warna membuat satu pakaian butuh banyak kain. Tetap untung loh tak menghabiskan biaya produksi banyak kok.
Kemudian dia memakai uang Rp.12 juta. Uang tersebut dipakai buat memproduksi 50 helai pakaian. Ia serahkan pembuatan ditangan penjahit pilihan. Lahirlah bisnis bernama Romantic Cotton sejak Juli 2011 resmi. Branding kemudian menjadi fokus Monic dengan pengalaman belasan tahun di bisnis dagang.
Ia mencetak katalog. Meski uang terbatas, ia juga membuat paperbag. Koleksi pertama dipajang di sebuah bazar. Macam komentar diluncurkan masyarakat. Mulai yang menganggapnya baju tidur. Adapula yang kaget karena harga mahal buat bahan katun. Meski begitu, toh, jualan Monic habis dibeli masyarakat yang tertarik.
Penjualan berikutnya lewat bazar di sekitar rumah. Koleksi habis. Tinggal marketing mulut ke mulut yang berkembang di masyarakat. Sukses meski sekala masih kecil menaikan percaya diri Monic dan Amanda.
Bisnis mereka makin serius. Uang untung dijadikan modal kembali. Mangkanya rumah mereka di kawasan Kemang Pratam tertumpuk banyak kain katun. Memang sengaja disebar Monic. Warna- warni kain katun akan diseleksi lewat insting dipadu padankan di ruang tamu rumah mereka.
Target berikutnya promosi adalah Inacraft 2009, di Jakarta Convention Center (JCC), tepat pada April 2009 silam. Hasil lebih mengejutkan didapatkan Monic. “Stannya hampir roboh,” kenang dia. Kan waktu itu dibantu Amanda dan dua asisten, hasilnya mengejutkan karena omzet nonjok sampai 150 juta!
Meskipun mulai berjalan baik. Pernah nih suatu ketika ada kesalahan warna. Meskipun sepele Monic tetap tidak suka. Dimana penjahit salah memasang warna resleting. Backpack warna kalem kok resletingnya warna hitam. Langsung deh dia kirim semuanya ke panti asuhan -dimana dia biasa juga memberi donasi.
Pokoknya Monic bisa dibilang perfeksionis soal kualitas. Mangkanya kerja sama dengan penjahit benar- benar dia perhatikan. Tidak boleh ada kesalahan. Kerja sama Monic sudah tersebar di Jakarta, Solo, Yogya, sampai Bali. Ia tinggal kirim desain gambar dan ukuran. Kalau di Jakarta dia awasi langsung pekerjaannya.
Jika ada masalah juga bisa menjadi ide bisnis. Contohnya suatu ketika mendapati kiriman kain perca yang tidak sesuai. Ukurannya terlalu kecil yakni 10x20cm dan 3x2cm. Waranya bagus, lucu- lucu, bahannya juga katun berkualitas. Dibuang sayang, akhirnya Monic memutar otak bagaimana biar tidak dia buang.
Dia pergi keliling mencari orang. Siapa saja yang bisa bikin aneka aksesoris, mulai kalung, cincin, bando, jepit, bros, tas, sampai taplak pun jadi. Ketika ada pembeli batal beli pakaian karena tidak ada ukuran. Jadi memilih memberi aksesoris buatan Romantic Cotton.
Sukses mereka memang tidak mudah. Tetapi dilalui karena memiliki passion. Sukses Monic selanjutnya apa yah. Sekembali dari ibadah Haji, Monic kepikiran membuat koleksi pakaian hijab. Tetapi tidak mau gegabah. Perlahan tetapi pasti akan terwujud. Dari 4 potong per- desain, jadi selusin, dua lusin dan terus.
Monic selalu memilih buat berkutat langsung. Selera kain katun berkualitas, kemampuan membaca selera pasar, dan tidak malu menjadi pengsuaha. Tidak malu buat keluar masuk pasar mencari bahan bagus. Cara penjualan juga unik awalnya dimana pelanggan meminta Monic mengirim banyak ke rumah buat dipilih.
Semua layanan terbaik diberikan Monic. Tujuannya adalah membangun kepercayaan kepada brand baru mereka Romantic Cotton.