Profil Pengusaha Imanuddin
Inovasi Pengusaha
Masa mengganggur itulah yang terberat. Hingga ide muncul Imanuddin mengaku cuma bisa melamun, duduk- duduk didepan layar komputer. Pikirannya bercampur tebersit kalimat dalam bahasa Sundakan, “kumaha carana ya untuk membuka peluang usaha?”
Akhirnya, pria lulusan SDN Banjarsari, SMPN 5 Bandung, dan SMAN 19 Bandung, ini akhirnya berniat membuat jajanan khas anak SD tersebut. Namun, kalau cilok bumbu kacang mah udah biasa katanya dalam hati. Itu terlalu mainstream kata orang jaman sekarang.
Selain dari rasa ciloknya Imanuddin juga menyoroti pada sausnya. Itu- itu saja jelasnya kembali di sebuah artikel. Ingin ada trobosan terbaru tidak cuma membuat cilok direbus, lalu dikukus, tapi membuatnya jadi cilok bakar. Langkah awalnya adalah menemukan komposisi pas serta resepnya.
Iman ingin mengangkat derajat cilok. Kendati belum terpikirkan caranya tapi langsung saja membawanya ke media sosial. Inilah marketing unik cara Imanuddin: Pada Januari 2012, diluncurkannya terlebih dahulu brand miliknya Mochilok.
Pengangguran Sukses
Melalui berbagai pecobaan layaknya ilmuan. Iman bermodal koneksi internet mencoba mewujudkan menu- menu dalam benaknya.”Cilok naik kelas,” imbuhnya. Tak lengkap rasanya dalam benak cilok asin jika tak ia sandingkan rasa manis.
Namanya Mochilok, kan Ci bertemu kata Ci lain, yang mana digabungkan berbunyi enak. Karena sudah tau mau bisnis apa. Dia mengalami kesulitan terutama soal mochi. Kalau cilok mungkin bisa ia pahami tapi bagaimana dengan mochi.
“Enam bulan saya trial and error. Tapi saya tak menyerah, sampai akhirnya ketemu resep mochi dengan isi es krim,” ungkapnya.
Cuma iseng aja mencoba apa- apa yang ada dibenaknya. Hasilnya? Ternyata berdampak positif dalam hal kemajuan usahanya. Ketika baru dibuka, secara resemi, mochilok sangat disambut positif.
Modal awal 5 juta ternyata dirasanya kurang, cuma cukup dibelikannya freezer, peralatan, dan bahan baku untuk mochi dan cilok. Sambil berjalan hitung- hitunganya diperketat lagi. Agar lebih efisien dan untung lagi begitu jelasnya. Menjadi salah satu perhatiannya ada pada kemasannya.
“Dari situ saya belajar pengemasan dan pengirimannya,” ujarnya pasti.
Marketing Cilok Mochi
Soal kemasan sebagai seorang desain grafis menjadi andala. Itulah kiranya yang penulis baca dari cara bisnis Kang Imanuddin. Dimulai tepat 8 Jun 2012, gerai pertamanya dibuka di kawasan Jalan Kubang Sari 7 No. 42, Bandung.
Rasa yang semakin beraga membuat usahanya semakin laris. Uniknya, kedua makanan utama yakni cilok dan mohci, Iman suguhkan secara bersamaan. Yakni cilok barbeque dilumuri mayonnaise, disuguhkan juga mochi es krimnya dengan aneka isian.
Dimulai ketika itu pada bulan Juni- September, efeknya ternyata sangat memuaskan, utamanya karena pada bulan- bulan itu adalah hari libur mahasiswa. Kang Iman memastikan bahwa kamu akan bisa menikmati hangatnya cilok dan dinginnya mochi kapanpun.
Kendati persaingan mulai keras, banyak sudah makanan sama persis, bahkan diberi nama sama Mochilok telah bermunculan; Imanuddin tak gentar. Ia tetap percaya diri dan tidak mempermasalahkan orang lain ikut- ikutan mengenakan brand -nya.
Soal omzetnya, ia mengatakan kepada media, bahwa saat ini usahanya menghasilkan Rp.15 juta per- hari. Ia menyebut itu jika tak hujan. Soalnya ketika musim hujan penjualan mochi akan menurun. Lebih banyak yang membeli ciloknya.
“Yang penting mental, jangan takut persaingan,” tutupnya.