Profil Pengusaha Didik Kurniawan Toyiban
Buka usaha laundry sudah biasa. Bagaimana jika membuka usaha laundry sepatu, unik kan. Wardiman lantas berkisah bahwa semua bermula dari hobi sepatu. Pria bernama lengkap Didik Kurniawan Toyiban atau suka dipanggil Wardiman mengaku semua iseng awalnya.
Bisnis nekat
Bukan bisnis pertama
“Cairan tidak mengandung detergen dan memiliki kandungan melembabkan bahan sepatu,” tutur dia.
Awie ingin terus mengembangkan usaha mereka. Tujuan mereka selanjutnya adalah bagaimana memperbaiki sepatu rusak. Dia ingin mengembangkan repaint atau cat ulang. Bahkan mereka maunya mencat ulang dan memperbaiki langsung ke tempat pelanggan.
Bisnis masa depan
Baginya berbisni sekarang merupakan pelajaran. Bahwa ternyata susah mencari uang sendiri. Wardiman akui hal tersebut menjadi tantangan. Baginya kepercayaan konsumen merupakan barang mahal. Menjaga bentuk komunikasi kepada pelanggan merupakan kewajiban pengusaha.
Tidak boleh tutup kuping. Kalau mau menjaga kualitas kita harus mendengar. Insha Allah, menurutnya semua akan wangi, bersih, dan tepat waktu hasilnya seperti sepatu cuci mereka. Mereka menggunakan bahan yang alami (herbal) ketika membersihkan sepatu. Karena menurutnya pakai detergen malah kuning dan kulit jadi keras.
“…kita juga pakai deodorize. Jadi kalau sepatunya bau tuh bisa ilang,” imbuhnya. Walau banyak kompetitor malah justru semakin bersemangat. Selama ada persaingan justru mereka bersemangat menjadi lebih baik.
Harga Rp.50 ribu sampai Rp.80 ribu buat Deep Clean. Semuanya dari sol luar, dalam, tengah, sol atas, lidah, bahkan talinya dicuci. Quick Clean lebih murah Rp.25 ribu sampai Rp.35 ribu. Untuk satu ini cuma bisa dicuci atasnya dan tengahnya saja.
Meski bisa cepat semua tergantung bahan sepatu juga. Walau dapat ditunggu, soal mereka dan bahan kulit butuh perlakuan berbeda, inilah kelebihan mencuci di laundry sepatu dibanding cuci sendiri. Sepatu berharga jutaan tentu pelayanan akan berbeda dengan ratusan ribu.
Sepatu seharga jutaan, belasan juta, sampai ratusan juta, Wardiman pernah pegang. Untuk sepatu mahal, dia butuh waktu meriset dulu mereka, hingga bagaiman cara merawatnya butuh waktu. Awal sepatu datang dia akan berbicara terus terang tentang harga ditawarkan berbeda, resiko, serta bagaimana penanganan terbaik.
Ia menyebut cleaner saja enggak cukup. Katanya cleaner aja enggak mempan. Butuh bahan khusus yang dia dapatkan khusus. Soal bahan tersusah menurutnya adalah Suede. “Itu susah! Engga butuh tiga hari saja membersihkan,” imbuhnya.
Butuh kering dan tidak boleh dijemur di bawah matahari. Hanya dianginkan saja loh. Pokoknya lama gitulah prosesnya. Termasuk karena noda- nodanya mencar. Juga rentan buat luntur kalau tidak hati- hati untuk dikerjakan. Yang terpenting disiplin mencari tau. Berkat usaha laundry sepatu kini banyak teman dapat kerja di tempatnya.
Wardiman mensyukuri semuanya. Mereka juga membuka peluang kerja sama. Selain itu mereka punya satu rencana membuka cabang di Jl. Krakatau V no.7 Semarang. Tepatnya mereka akan buka di UPGRIS atau dulunya dikenal IKIP PGRI Semarang.
Harapannya adalah Titik Shoes Spa semakin terkenal famous lah. Harapan lain yakni kesadaran masyarakat akan sepatu. Bahwa sepatu juga dapat menjadi investasi seperti hal mobil atau motor antik. Kan kalau benar dirawat nilanya akan semakin mahal bukannya menyusut.