batubara dan migas untuk bahan bakar berbagai mesin-mesin produksi dan
pabrik-pabrik. Dengan “dugaan” ilmiahnya manusia beranggapan dan
berargumentasi bahwa hanya dengan bahan bakar tersebut mesin-mesin produksi
dalam berbagai industri bisa berjalan dan manusia bisa merasakan kesejahteraaan
dengan berbagai sarana dan fasilitas hidupnya. Konsumsi bahan bakar tersebut
digenjot, sehingga cadangannya semakin menipis. Disamping itu, saat ini dalam rentang yang tidak terlalu
lama, ternyata dampak dari “dugaan” ilmiah manusia tersebut sudah
terasa, berbagai masalah lingkungan yang ditimbulkan ternyata tidak kalah
hebatnya, yang bahkan bisa mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Gambar diambil dari sini |
bakar fossil harus dibatasi dan bahkan dihentikan, karena tidak ramah
lingkungan dan tidak berkesinambungan (sustainable). Fenomena tersebut mirip dengan penggunaan pupuk kimia untuk pertanian. Pupuk kimia mulai marak digunakan di seluruh dunia pasca perang dunia II, karena juga menggunakan bahan-bahan sisa perang tersebut. Tidak sampai 70 tahun, kini pupuk-pupuk kimia banyak sekali ditentang karena berbagai alasan seperti dampak terhadap kesehatan
maupun dampak terhadap lingkungan.
Hal lain yang mirip lagi adalah rekayasa genetika yang menghasilkan tanaman yang dimodifikasi secara genetis (Genetically Modified Crops). Pada kemunculan pertamanya tahun 1994 dipandang sebagai solusi pangan bagi dunia – kini belum juga berusia dua dasawarsa sudah ditentang di mana-mana, karena muncul “dugaan” baru bahwa bisa jadi GM Crops ini membawa potensi resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang.
Berbagai upaya dilakukan
untuk melepaskan dari jerat bahan bakar fossil tersebut, yang tentu juga tidak
mudah dan menghadapi berbagai masalah, sehingga perlu dibuat tahapan yang
sistematis dan realistis. Tidak kurang 23 konferensi iklim telah dilakukan dan
diikuti oleh hampir semua negara di dunia. Prakteknya berbagai negara memiliki
strategi yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kondisi setempat. Energi
terbarukan atau clean energy juga telah menjadi target PBB untuk direalisasikan
bersama 17 target lainnya dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Al Qur’an sekitar 14 abad silam,
tentang penggunaan bahan bakar dari pepohonan sebagai sumber energi.QS Yaasiin : 80, QS Al Waqi’ah : 71-72, dan QS An Nuur : 35 dan untuk penjelasan lebih rinci bisa dibaca disini.
Hanya dengan kembali kepada petunjuk-Nya dan meyakini Al Qur’an sebagai jawaban
atas segala persoalan (QS 16 :89) maka dipastikan manusia akan
selamat dan bahagia dunia akhiratnya. Pepohonan akan menjadi sumber energi masa
depan. Kebun atau hutan energi menjadi salah satu skenario untuk penyediaan
bahan bakar biomasa tersebut, terutama untuk produksi wood pellet. Konsumsi bahan bakar dari pepohonan tetapi
mengabaikan aspek lingkungan itu sendiri juga akan mengakibatkan malapetaka
lingkungan. Jangan sampai karena keserakahan manusia dengan eksploitasi
berlebihan melampaui daya dukung lingkungan itu sendiri maka kerusakan alam
malah semakin parah. Selain memberikan petunjuk penggunaan pepohonan sebagai
sumber energi, Allah SWT juga memerintahkan kita sebagai pemakmur bumi-Nya (QS 11:61). Betapa lengkap dan indahnya petunjuk dari Allah SWT tersebut.