Proses pengasapan ikan asar yang dilakukan secara tradisional. Foto: Indonesiakaya.com |
Deretan Ikan yang ditusuk bambu terlihat memenuhi meja di sudut kios itu. Lalat-lalat pun banyak beterbangan di sekitarnya dan berusaha menghinggapinya, namun Mama Ence, begitu panggilannya, berusaha untuk mengusir lalat-lalat itu dengan kibasan sehelai kain.
Wajar jika lalat-lalat tersebut mendekat, aroma gurih dan sedikit amis terpancar dari tubuh-tubuh ikan yang tergeletak itu. Warna cokelat kehitaman menandakan ikan-ikan itu sudah matang dengan cara diasapi. Oleh karena itu, salah satu oleh-oleh kuliner khas Ambon ini dikenal sebagai Ikan Asar khas Ambon.
Nama Asar adalah sebutan lain dari asap yang menjadi cara Ikan ini dimatangkan. Ikan Asar adalah nama yang sama dengan ikan sejenis yang terdapat di Jayapura. “Asar itu kan artinya ikan ini tahan dari Asar (waktu sholat) sampai ke Asar lagi. Jadi ikan ini itu ikan yang tahan lama gitu…”, tambah Mama Ence ketika menjelaskan asal muasal perubahan Asap Menjadi Asar.
Namun, beberapa sumber lainnya justru menyebutkan alasan yang lebih masuk akal terkait penggunaan pergeseran pelafalan bahasa dimana beberapa wilayah di Indonesia Timur menyebut Asap dengan Asar.
Kembali ke Kuliner Ikan Asar khas Ambon. Makanan ini adalah makanan yang sangat populer baik di Ambon, Maluku, ke Luar wilayah Maluku, bahkan dikenal hingga Negara Eropa seperti Belanda. Banyak yang memuji kenikmatan dan citarasanya yang unik. “Ikan Asar ini kan tahan lama, jadi banyak yang suka jadikan ini oleh-oleh..”, begitu Mama Ence menambahkan kepopuleran Ikan Asar ini.
Bahkan karena begitu tinggi minat pembeli, pemerintah Indonesia pun sampai membuat sebuah pusat penjualan Ikan Asar di wilayah Galala, kira-kira 5 kilometer dari pusat kota Ambon. Harga jual Ikan Asar cukup beraneka ragam, tergantung besar dan jenis ikannya. Umumnya, satu Ikan Asar dijual dengan kisaran 25.000 – 50.000 rupiah.
Untuk membuat Ikan Asar sebenarnya gampang-gampang susah. Mama Ence mengatakan,”…biasanya beta pakai Ikang Cakalang deng Tuna saja…”. Menurutnya, ikan jenis ini lebih kuat sehingga dagingnya tidak hancur ketika diasap. Proses pembuatan Ikan Asar sebenarnya tidak terlalu lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam saja.
Ikan Ashar diasap dengan posisi vertikal. Foto: Indonesiakaya.com |
Awalnya ikan mentah dibersihkan dan dibelah menjadi dua bagian. Kemudian ikan tersebut ditusuk dengan bambu dan disusun di tempat khusus yang dibuat untuk pengasapan. Biasanya, para pedagang sudah mulai berproduksi sejak pukul 5 dini hari dan selesai mengasapi pada pukul 8 pagi. Setelah itu, Ikan Asar pun siap untuk dijual di berbagai tempat yang disediakan.
Ikan Asar yang dijual sebenarnya sudah dalam kondisi matang dan siap untuk disantap. Namun, bila ingin dimasak lagi pun tidak ada masalah. Biasanya, Ikan Asar dinikmati dengan nasi putih panas dan sambal colo-colo khas Maluku. Sambal ini adalah campuran cabe rawit, jeruk nipis, bawang putih, tomat dan beberapa bumbu lainnya. Pelengkap segar ini sangat cocok untuk menemani Santapan Ikan Asar.
Kepopuleran Ikan Asar adalah sebuah bukti bahwa Ikan masih menjadi makanan utama bagi masyarakat wilayah Indonesia Timur, khususnya Ambon yang mempunyai wilayah perairan kaya. Ikan Asar tidak hanya nikmat, namun juga tahan lama hingga 7 hari maksimal. “Ikan Asar bisa dibawa ke luar negeri berhari-hari kok…”, Mama Ence menjelaskan.
Hal ini adalah kelebihan Ikan Asar yang mempunyai filosofi sebagai ketahanan pangan masyarakat Ambon. Bila kita berfilosofi lebih dalam lagi, Ikan Asar khas Ambon adalah sebuah simbol kekayaan wilayah laut Indonesia yang terkait erat dengan kehidupan Bangsa Indonesia