Profil Pengusaha Lucy Wiryono dan Afit Dwi Purwanto

Kisah Holycow by Chef Adit sempat mengalami keterpurukan. Jadi pengusaha malah ditipu tiga ratus juta. Tidak mudah bagi istri mengikhlaskan suami berwirausaha. Apalagi ketika suami sudah memiliki kerjaan mapan. Awalnya Lucy Wiryono menolak ide suami tentang berwirausaha.
Jadi Pengusaha Ditipu
Bermodal uang bersama senilai Rp.70 juta di Bali. Mereka tengah mencoba membuktikan bahwa bisnis wagyu murah bisa. Hasrat ingin bekerja untuk diri sendiri mengemuka. Alasan itulah kenapa bisnis mereka penuh kehati- hatian serta perhitungan cermat. “…bukan keren- kerenan,” ujar Lucy.
Bisnis Murah
Murah tetapi tidak jual murahan. Konsep yang dibawa Afit dan Lucy, membawa usaha bernama Holycow ini beruntung. Dulu cuma menumpang jualan di pinggir jalan. Kini, Holycow sudah memiliki tempatnya sendiri -tanah milik mereka sendiri.
Tuga pengusaha adalah membangun kepercayaan. Gimana sih agar wagyu murah diyakini memiliki kualitas tidak kalah. Mereka mengambil daging stik asal Jepang, untuk meyakinkan masyarakat, mereka datang ke Jepang sendiri.
Tetapi ternyata harga mahal justru karena profit diambil pengusaha. Gampangnya orang jualan di mall- mall sama di jalanan beda. Ada harus bayar AC lah, karyawan lebih mahal lah, sedangkan Holycow ini jualannya di jalan. Hitungan umum pengusaha profitnya 70% dibanding modalnya cuma 30% -nya.
Kalau Holycow membalik prinsip tersebut: Jadi profit 30% dibanding belanja modal 70%. Mangakanya mereka getol berpromosi guna menutupi margin. Pemikiran bahwa semua orang suka daging. Menjadi landasan bisnis Holycow bertahan diterpa cobaan.
Salah satunya orang berpikir daging mereka bermasalah. Mulai berpikir daging reject lah. Daginya bekas lah. Pokoknya prasangka bermunculan jika kalian menggunakan prinsip Holycow.
Mana Holycow Asli
Sejak lama Afit menginginkan usaha sendiri. Tetapi menjadi pengusaha bukan perjalanan semalam. Butuh waktu waktu hingga berada di posisinya sekarang. Sudah mendapatkan tentangan dari istri, Afit juga mendapatkan tentangan orang tua, terutama ayah yang ingin Afit jadi profesional di bidangnya.
Gaji tetap menjadi alasan kebanyakan orang. “Dari kuliah, saya selalu ingin independen. Tidak mau jadi buruh orang lain” ujarnya kepada situs Marketeers.com.
Sejak kuliah Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Afit sudah mulai menjual aneka kaos sablonan. Bisnis ini bahkan sempat dibapakai seorang VJ MTV. Sayang, Afit tidak pandai mengantur uang, terbawa arus kehidupan remaja berfoya- foya.
Puncak masalah justru datang ketika dia menjalankan Holycow. Yakni ketika rekan bisnis mereka memilih pisah karena berbeda visi. Alasan klise ini sempat membuat Holycow goyah pada 2012 silam.
Lahirlah nama Holycow Steakhouse by Chef Afit, pada Oktober 2012. Dia tau betul bahwa orang sudah tau kalau Holycow pecah kongsi.
Kedua belah pihak sama di mata hukum berhak memakai Holycow. Hal terbaik dilakukan ialah lewat menegaskan brand mereka. Nama by Chef Afit semisal, memberikan ketegasan bahwa inilah Holycow yang bercita rasa awal, racikan tangan Chef Afit.
Perpecahan memberikan dampak kepada keuangan juga. Memulai bisnis tinggal separuh aset, sementara dia sendiri dalam ketidak pastian, ditambah harus menanggung 28 karyawan yang memutuskan ikut Afit.



