Biografi Pengusaha Soebronto Laras

Jejak pengusaha otomotif nasional pencetus Suzuki Indonesia. Biografi Soebronto Laras yang dikenal orang menyukai dunia ini. Dia lulusan SD sampai SLA di SD Perguruan Cikini, Jakarta, dari 1958- 1961. Ia lanjut SMA Harapan Kita, Jakarta, pada 1964.
Di London, dia berkenalan dengan Roesmin Noerjadin (Menteri Perhubungan ), dan Benny Moerdani (Pangab). Yonto, begitu sapaan akrabnya, pernah menjabat staf lokal atase Pertahanan KBRI di London. Yang mana perkenalan tersebut membuka koneksi ke beberapa orang.
Yonto berkenalan dengan sosok pengusaha terkenal, Atang Latif. Pertemuan tersebut terjadi ketika kembali ke Inggris pada 1972. Atang Latif sendiri dikenal sebagai pengusaha dan pemilik beberapa kasino.
Menjadi Pengusaha
Anak ke dua dari empat bersaudara, yang diberi kesempatan emas karir bergengsi. Dari kedekatan tersebut membawa Yonto dipercaya. Atang Latief memberia pekerjaan, menjadi Direktur PT. First Chemical Industry, usahanya bergerak dibidang formika, alat- alat plastik, dan perakitan kalkulator.
Belum, Yanto masih berkutat di dunia diluar otomotif kesayangannya. Empat tahun kemudian dia jadi Direktur perusahaan perakitan motor mobil bernama Suzuki.
“Saya berani karena didukung penuh Pak Atang Latief,” kenangnya.
Jejak pengusaha otomotif bersebut berlanjut masuk perusahaan Liem Sioe Liong. Dimana pada 1981, yang disusul naik jabatan di 1984, dirinya diangkat menjadi Direktur Utama PT. National Motors. Co dan PT. Unicor Prima Motor.
Kedua perusahaan tersebut merupakan perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter. Dasar Yonto yang gemar otomotif bukan sekedar karena karir. Disebutkan dalam biografi Soebronto Laras, telah menyukai dunia ini lewat menjadi pembalap remaja.
Dia menjadi pembalap bersama sosok Tinto Soeprapto. Disaat libur, sang Direktur masih sempatkan buat jalan bersama teman motornya. Ia mengendarai Suzuki 1000 cc sampai keluar kota. Kalau ada rakitan kendaraan baru, Yonto tidak segan turun gunung menjajal kendaraan tersebut di jalanan.
Yonto kemudian menikah dengan Herlia Emmi Yani, putri Almarhum Jendral Ahmad Yani, yang kemudian dikaruniai dua anak. Dia sempatkan waktu buat jogging, tenis, renang, rally, dan bulu tangkis.
Visi Subronto Laras ialah mobil berkualitas terjangkau masyarakat luas. Bagi masyarakat Sulawesi sudah akrab bersama Suzuki. Bermula dari Medan, Sulawesi Utara, dimana mereka menjual mobil pickup untuk kebutuhan panen pada 1978.
Instingnya menjual Suzuki ST 120 terbukti mampu merajai mobil masyarakat. Bertahap, nama brand Suzuki dikenal keluar, tidak cuma di wilayah Sulawesi namun sampai ke daerah lain. Bahkan mampu masuk pasaran Pulau Jawa yang sesak ini.
Taukah kamu, pada 1970 -an, nama Suzuki cuma dikenal sebagai produsen sepeda motor. Bahkan namanya mulai tenggelam karena brand lain. Namun berkat Yonto, masa depan Suzuki bangkit lewat penjualan mobil hingga penjualan moto kembali sejak era 70 -an.
Tak ayal, dia “dihadiahi” saham 90% dari perusahaan Suzuki Motor Corp, Jepang. Dengan nilai saham segitu otomatis dia lebih berkreasi. Jiwa nasionalnya terpanggil sampai merencanakan mobil nasional bersama Suzuki APV.
Dia melalui PT. Indomobil Suzuki Internasional menaikan nama Suzuki SX-4 versi CKD. Akhir tahun 70- an, nama Suzuki disebut menjadi pemain besar dunia otomotif Indonesia. Pengusaha yang membesarkan nama Suzuki telah menguasai pangsa pasar otomotif.
Namanya dikenal pula sebagai seorang nasionalis sejati. Liat saja, dari bajunya minimal logo merah putih berupa pin. Yonto sendiri tidak terlepas dari kontroversi. Termasuk penggunaan mesin 15000 cc pada kendaraan APV nya.
Dikisahkan bahwa angka tersebut merupakan batasan minumun 20% pajak. Penggunaan mesin 16000 hanya akan menambah harga berpuluh juta. Putra sosok pengusaha juga, Almarhum R. Moerdowo, eksportir mobil Citroen, Tempo, dan Combi di tahun 1949.
Baru- baru ini dia telah mengakuisisi KIA mobil. Produsen asal Korea tersebut diambil alih bahkan sampai 100%. Maka usaha apapun dijalankan sekarang melalui Indomobil, dan membentuk usaha patungan PT. Sarimitra Kusuma Ekaja atau PT. Kreta Indo Artha.
Taukah kamu bahwa perusahaan miliknya hampir bangkrut. Berkat usaha dan kerja kerasnya mampu bangkit beromzet Rp.150 miliar dan aset Rp.90 miliar.