Profil Pengusaha Nyoman Wahyuliani

Usaha tanpa merek atau berjualan sistem curah. Ia jual kerupuk ceker tanpa merek. Kreatifitas memang tanpa batas. Bisa menjadi penopang kehidupan kita sampai esok. Tidak sedikit jiwa kreatifitas terlahir dari kesederhanaan.
Usaha Tanpa Merek

“Bahan baku selalu saya dapatkan di tempat pemotongan ayam. Dalam sekali produksi saya hanya bisa mengolah 10-12 kg ceker ayam mentah,” tutur Wahyuliani.
Pembuatan kerupuk ceker akan dikerjakan oleh dia dan kaluarga. Dari proses paling awal hingg akhir sudah dihafal diluar kepala. Dimulai dari membersihkan ceker dari kotoran, kuku, kulit yang berwarna kekuningan, yang terkadang terbawa dikulit ceker.
Proses pembubutan tulang itulah paling susah. Dia menyebut bahwa ini tersulit, apalagi ketika pesanan datang banyak. Ceker ayam yang telah bersih dari tulangnya diberi bumbu. Proses pembumbuan gampang loh cuma pakai bawang putih, garam, dan penyedap.
“Ceker tidak bisa langsung digoreng dihari yang samam,” tutur Wahyuliani kepada Tabloid Galang Kangin.
Ketika direndam air bumbu maka baru besoknya digoreng. Tujuannya apalagi kalau bukan agar bumbunya meresap. Dia menjual kerupuk ceker ayam itu ke warung- warung terdekat.



