Profil Pengusaha Eugenia Selvia

Hobi
bisa jadi bisnis. Buktinya ada di Buku Unik, bisnis yang dijalankan
oleh Eugenia Selvia. Berawal dari hobi bernama scrapbook. Yaitu seni
menempel berbagai hal diatas kertas scarp. Termasuk menempelkan pita
diatas buku. Unik karena fungsi tidak cuma buat menulis, tetapi
menggambar, dan hiasan tentunya.
cantik berjejer di rak menawarkan konsep lucu. Ada berkesan feminim
ataupun berkesan maskulin. Ia menunjukan scrapbook tidak cuma buat
wanita. Berawal membuat sampul buku buat catatan ketika kuliah. Sampul
unik karya sendiri berbahan gambar, atau foto berhias pita atau batik.
menjadi bisnis hanya hobi pada tahun 2008 silam. Dia memulai sejak
kuliah D- 4 di Trisakti Institute of Tourism. Semasa tingga di Riau hobi
mengumpulkan gambar ditempel. Semua Pia -begitu orang akrab
memanggilnya- lakukan hanya menganut ilmu otodidak.
hobi miliknya berarah ke daur ulang. Dia melihat bagaiman scrapbook
terpajang di sebuah etalase toko. Mulai dari gambar majalah bekas,
digunting dan dilem, ditempel dengan kancing, pita, stempel, agar jadi
lebih kreatif.
Mulai berbisnis
melawan arus teknologi. Ternyata buku catatan masih memiliki selera.
Dimata masyarakat apalagi yang ia hadirkan memiliki cita rasa seni.
Semua dikerjakan dari nol berawal workshop kecil di kamar tidur. Lambat
laun hasil karyanya diliri orang sekitar dan minta dibuatkan buku
catatan scrapbook.
bergerak membuat karya sendiri,” Pia menambahkan. Menengok kesuksesan
berbisnis scrapbook di Amerika. Maka dia mencoba menawarkan usahanya
lewat online. Sampai dia bisa memasok untuk mal- mal di Jakarta.
sekarang ketika ia memulai masih awam. Orang Indonesia masih belum
melirik scrapbook. Kalau pun kamu bertanya tentang scarpbook, mungkin
ada yang tau?
berjualan online lewat www.bukuunik.com menjual 2 ribu buku scrapbook
sampai omzet Rp.100 juta. Ia yang awalnya membuatkan cuma- cuma, lantas
dibuatkan kusus buat komersil. Hasilnya ternyata sangatlah bagus
memuaskan. Peminat mulai anak- anak, remaja, dan dewasa menyukai hasil
karya Buku Unik ini.
menambah penjualan maka Pia memiliki cara. Yakni buku bertema, dari
scrapbook bertema masakan untuk buku resep, bertemakan aneka kartun atau
princess untuk diary, adapula bertema pendidikan yang ia khususkan buat
para guru. Memang scrapbook memiliki aneka kegunaan mulai hiasan,
catatan, diary, atau resep.
lewat situs kemudian dia memasarkan lewat bazar. Disana lah pelua
membuka lebar, mulai toko buku terkenal dan sampai retail terkemuka
menjadi tempat. Hingga Pia sampai memasarkan sampai ke penjuru daerah
lewat sana.
Bukan buku biasa
macam- macam mulai diary sampai album foto. Utamanya sih buat diary
interaktif, contoh kamu bisa menempelkan tiket traveling kamu dan
diberikan komentar, atau menjadi album foto perjalanan seorang anak,
menjadi buku resep interaktif dengan foto, jurnal hamil, dan sebagainya.
menjelaskan bahwa bisnis ini pasar luas. Scapbook fungsional dan lebih
mudah jika diakses dibanding ke sosial media. Tidak kalah dengan bentuk
blog bahkan lebih kreatif karena kancing, pita, atau apapun yang unik.
Margin untung mencapai 20% jadi kalau harga jualnya Rp.75.000 sampai
Rp.129.00 hitung sendirilah.
bukanlah produk hasil masal. Maka keunikan disetiap buku berbeda satu
sama lain. Oleh karena itu pembeli akan lebih gaya personal, menunjukan
jati diri. Kesan inilah dihasilkan Pia sampai menghasilkan omzet jutaan
rupiah. Produksi pun dilakukan secara manual, dengan tangan, sehingga
bukan pabrikan.
Pia dibantu oleh enam karyawan, kalau dulu dia bekerja sendiri karena
memulai dari hobi sih. Pia juga turun tangan sendiri ketika mengerjakan.
Wanita 32 tahun ini telah memproduksi 2.000 buku. Dimana ia telah
memiliki desain sendiri dan akan bertambah 1- 2 desain per- bulan.
ini memang berlandaskan seni. Melalui seni daur ulang pula membantu
lebih banyak lingkungan kita. Pia memanfaatkan kertas majalah. Tetapi
dia juga menggunakan bahan baru seperti didesain lewat komputer dan
diprint. Sampai sekarang Pia masih mengembangkan desain agar masyarakat
tidak bosan.
Cara membuatnya tidak sulit kok. Tekniknya
standar dapat kamu pelajari. Kalau menggunting dan tempel kan semua
orang bisa. Tinggal bagaiman kreatifitas pembuatnya saja. Ini ado yang
gak malu- maluin karena spesial khusus. Mulai menjual tanpa orang tau
apa itu Buku Unik, hingga, brand milik Pia kini sudah dikenal luas.
Berawal
dari menjual ke teman kampus. Dia mengembangkan sendiri. Tetapi dia
masih sebatas hobi belum fokus karena masih kuliah. Tidak cuma satu
kelas melebar ke kelas lain satu kampus. Sempat membuat dia pernah tidak
fokus berkuliah. “Itu sebabnya, saya kemudian menghentikan meski banyak
teman memesan.”
Modal minim
Tamat
kuliah barulah dia berbisnis kembali. Karena memulai dengan hobi maka
tanpa modal. Pia hanya mulai mengalari mengikuti arus. Bermodal
menempel- nempelkan kertas dari majalah bekas. Itu dijadikan sampul
scrapbook dibikin di kamar. Dibuat sendiri, dipakai sendiri, hingga
teman menimpali ingin memiliki hasil karya dia.
Hingga
ia menyeriusi di tahun 2008, karena permintaan membludak dan menganggu
kuliah, maka Pia memilih berhenti sejenak. Hobi menjadi bisnis ini
kemudian didukung sang pacar, Willy. Dia memodali Pia sebesar Rp.500
ribu.”Belum ada mesin- mesin gitu masih standar juga lah,” kenangnya.
Uang
tersebut digunakan berbagai bahan kertas. Setelah selesai dia lantas
menjajal berjualan di forum- forum termasuk Kaskus. “…kaya kaskus jadi
mesti up, up terus,” jelas Pia. Kebetulan sosok pacar -yang kini jadi
suami- adalah pendukung berbekal kemampuan komputer.
Melalui
itulah dia mendapatkan toko online. Jika sebelum itu Pia kerjakan
semuanya sendiri. Lambat laun, ia memiliki karyawan sejumlah 6 orang.
Tidak lagi sekedar hobi maka ada desain dari desainer.
Pia
pun mulai memperkenalkan kepada masyarakat melalui bazar di Lapiaza,
Bulog, pameran handicarft di mal, Indcraft, Icra, Inacraft, Charity
Women Internasional Club, Crafina, lalu Bobo Fair. Semula orang tidak
paham BukuUnik, kini, mereka menyadari ada sebuah produk unik bikinan
anak Indonesia, membanggakan.
Berkat mengikuti bazar
jugalah BukuUnik masuk mal- mal di Jakarta. Cara pemesanan Buku Unik
cukuplah buka www.bukuunik.com, kemudian lakukan pemesanan, melakukan
pembayaran, setelah dikonfirmasi, ia akan memastikan dalam 1- 2 hari
buku kamu sampai. Tidak puas? Kamu dapat datang ke galeri miliknya
sendiri.
“…kemudian diliput stasiun TV baru dari situ
mulai booming,” tambah Pia. Ia menjadi pemasok tunggal buat Gramedia,
Stroberi, Sogo, Living World di Jakarta, lalu merembet ke Medan, Jogja,
Makassar, Surabaya, dan Pia mulai fokus memproduksi masal.
Bermula
workshop bermodal rumah sendiri. Lantas terus mencicil kesuksesan Pia
mulai terlihat. Sekarang ia sudah memiliki mesin jilid sendiri, mesin
laminating sendiri, dari membuat di rumah sekarang dia sudah bisa
menyewa ruko. “Jadi ada step by step -nya sih karyawan sudah 10 orang,”
ungkapnya bangga.
Namanya berbisnis pastilah ada pasang
surut. Karena berdasarkan hobi, bisnis dijalankan Pia ternyata tidak
membosankan jadi dia terus berusaha. Penjualan memang bisa up and down
tetapi menurut dia masih bisa diatasi. Selama respon masyarakat baik
maka semua bisa diatasi. Pia sendiri rajin menggali ide tidak cuma di
buku catatan.
Pia mulai mendengar permintaan konsumen.
Maka setiap model melambangkan keinginan pelanggan. Tetapi ia menyebut
tema traveling lebih diminati. Tidak cuma menjual buku catatan, Buku
Unik miliknya juga siap menjadi pilihan bagi traveler mengabadikan foto
lawat album.
Konsumen mulai anak- anak sampai ibu- ibu. Kebanyakan memang perempuan. Scrapbook dijadikan media anak bersemangat menulis.
Buku tulis langka
Katika
dunia digital menulis digantikan mengetik. Buku Unik masih tetap
memberikan tangan kita banyak waktu untuk menulis. Bisnis ini juga sudah
merambah bisnis souvenir. Tidak sedikit perusahaan memesan sampai
ratusan untuk acara mereka. Tidak sedikit pula pasangan membeli souvenir
berbentuk scrapbook ini.
Semua dibuat tangan meski
sudah dibantu mesin. Disaat menikah, di tahun 2009, Pia menggunakan
produk miliknya sendiri menjadi souvenir juga. Ini memang berkesan unik dimata
tamu undangan. Apalagi itu dibuat secara handmade pasti sangat ekslusip.
Harga jual Buku Unik antara Rp.50 ribu sampai Rp.95.000. Dimana untuk pesanan bersifat khusus personal, dibuat melalui tangan -gambar digunting satu persatu dengan tangan, sesuai dengan teman kamu sendiri, maka Pia menawarkan harga Rp.200.000. Seperti hal kalau kamu mau menjadikan scrapbook jadi souvenir pernikahan.
Percaya diri merupakan ciri- ciri pengusaha. Inilah Pia yang menawarkan buku handmade atau buatan tangan. “Konsepnya fungsional,” tambah Pia. Tidak cuma mereka yang paham scrapbook menikmati hasil karya Buku Unik. Mulai anak SD, SMP, SMA, dan bangku kuliah tau diary, note, sketchbook, itulah Buku Unik.
Varian produk ada 12 varian mulai New Recycle Notebook, Creative Book, Palm Creative Book, Phrase Book, Kartu, Tag, Refill, Stamp, Lace Flower, Buttons, Flowers, serta Mini Charms.
Kemudian Buku Unik juga merambah menjual aneka bahan seni scrapbook. Ide muncul ketika Pia ingin agar toko ramai pembeli. Pernah membuka stand di Mal Taman Anggrek tetapi malah tutup. Kemudian toko di Gading Serpong difokuskan menjadi gerai distributor, toko, sekaligus workshopnya.
Nah, disini konsumen kreatif akan beli bahan, lalu mencoba rangkai sendiri. Sekala produksi Buku Unik sudah mencapai 1.000 produk per- bulan. Untuk omzetnya diakui Pia mencapai Rp.60 juta- 100 juta. Kalau ikut event bisa naik omzetnya berkali lipat.
Kendala terbesar berbisnis scrapbook menurutnya adalah SDM. Meski dibantu karyawan Pia masih turun tangan mendesain konsep dan tema. Jika dulu dia menjadi pemain satu- satunya kini sudah banyak pemain. Bahkan produk kreasinya tidak lolos penjiplakan. Maka itulah dia terus berkreasi menciptakan tema varian produk baru.
Kalau dijiplak berarti bagus tinggal tingkatkan produk lain.
Soal ide sekali lagi datang dimana saja. Pia memang rajin mencari ide dan didapat dari sekitar. Seperti hal dia suka traveling maka dibuat yuk scrapbook bertema traveling. “…bisa untuk jurnal tiketnya di tempel- tempel gitu jadi kita kasih ide saja kan kadang enggak tahu bukunya buat apa,” tutur dia.
Desain juga datang menurut permintaan konsumen, seperti balet, olahraga, pesawat, dan lain- lain. Pia cuma berusaha memenuhi keinginan pembeli. Pemesanan mulai perusahaan buat souvenir karyawan, ada logo dari perusahaan, ditambah kolom buat foto karyawan.
“Butuh waktu mengerjakannya… beda dengan percetakan yang bisa lebih cepat karena memakai mesin,” ia lanjut.
Kunci bisnis sukses di industri kreatif?
Pia menyarankan kita agar selalu memunculkan ide baru. Ikuti pola di masyarakat terutama pasaran kamu. Kalau bicara anak sekolah contohnya, maka buatlah berdasarkan apa mereka butuhkan sebut saja buku tahunan. Pasar masih luas tidak terbatas umur. Pia sendiri tengah fokus buka distributor dan reseller.