Biografi Pengusaha Aprie Angeline

Pengusaha cewek ini jualan sampo dan sukses. Aprie Angeline sempat salah jurusan kuliah. Ya, kisah itu pasti jamak terdengar, seperti halnya kisah wanita cantik satu ini. Namun, bukan sembarangan salah jurusan loh, karena jurusannya di Fakutltas Kedokteran yang notabennya menjanjikan.
Menjadi Pengusaha
Jualan Sampo
Tak mau berhenti karena memang sudah cinta. Beralihlah sasaran bisnsnya dari produk fashion ke kosmetik. Ketika itu ia mendapatkan tawaran langsung dari produsennya. Produk skin care buatan luar negeri dicoba dijualnya.
“Karena saya selalu memberikan pelayanan yang baik, pelanggan percaya terhadap produk yang saya jual,” tambah Aprie.
Bisnis Billion Online Shop (nama online shop -nya) meningkat pesat. Bahkan omzetnya bisa mencapai angka Rp.3 juta tiap bulannya. Dia makin yakin akan pilihan niche -nya. Dalam beberapa bulan uang puluhan juta sudah dikantungnya.
Tersusun sebuah komunikasi dua arah yang ramah. Itu ternyata efektif membangun kedekatan antara ia dan juga konsumen. “Itu membuat konsumen makin dekat dan percaya pada kami,” terangnya.
Kembali merasa tak puas akan bisnisnya. Terbersit sebuah ide untuk buat membuat produknya sendiri. Putri dari pasangan Jistor Situmorang dan Lukeria Rajaguguk ini, memutuskan akan membuat produknya sendiri. Tapi produk seperti apa yang akan dibuatnya.
Harga mahal tak masalah karena dirinya sudah punya costumer based. Sampo yang fokus bagaimana cara agar bisa cepat menumbuhkan rambut. Itulah masalah utama rambut miliknya juga. Ini telah menjadi produk andalan bisnisnya sampai sekarang.
Adapula paket perawata rambut conditioner dan hair tonic. Harga paketnya dibandrol sampai Rp.200.000. Produk lainnya ialah gula nira dimana kadar glukosanya rendah. Aprie memang mengaku tertarik produk- produk herbal. Untuk usaha samponya sudah ada 20 orang karyawan.
“Gula ini lagi naik daun,” kata dia. Produk gulanya sudah merambah tidak cuma Yogyakarta, tapi seantero Indonesia. Aprie pun masih belum lah puas. Selanjutnya ada produk frescare yaitu masker wajah herbal.
“Mau ngomong sama ortu enggak berani karena sudah mengeluarkan biaya dan banyak orang yang tahu,” jelasnya lagi.
Menjadi dokter memang karena permintaan orang tua. Karena belum ada dokter di dalam keluarganya. Dia pun mendapatkan hikmah tersendiri. Dimana bukan memilih cita- citanya tapi juga tak terbebani gelar dokter miliknya. Ia malah menemukan kenikmatan dalam berbisnis.
Dia percaya prinsipnya tentang kualitas produknya. Sudah lah teruji bahkan menggunakan dirinya sendiri. Hasilnya ialah omzet penjualannya tak turun. Justru semakin naik, “konsumen mengirim foto rambut mereka, kualitas yang berbicara.” Ia yakin Tuhan bersama orang- orang baik.
“Berbisnis harus berlandaskan niat baik,” tutupnya, pebisnis harus lah punya mimpi besar agar ada tujuan bisa dicapai dan jangan lupa bangunlah jaringan luas.