Bagaimana jika ada ayat Al Qur’an yang menginformasikan tentang pohon yang diberkahi sehingga dengan menanamnya juga menjadi keberkahan tersendiri? Bagaimana jika pohon yang diberkahi tersebut juga telah dibuktikan atau teruji secara empiris memberi banyak manfaat bagi manusia salah satunya sisi ekonomi? Pohon tersebut adalah pohon zaitun (olive), yakni dalam Al Qur’an An-Nur :35. Dan pohon zaitun adalah satu dari sejumlah tanaman yang namanya disebut didalam Al Qur’an. Selain itu yang terpenting bagi orang beriman akan meyakini Al Qur’an sebagai firman Allah SWT yang pasti benar, Maha Benar Allah atas segala firman-Nya, sehingga adanya pembuktian atau uji empiris akan semakin menambah atau mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Perkebunan Zaitun di Spanyol |
Kitab Al Filaha, Kitab Pertanian Fenomenal Dari Kekhalifahan Umayyah di Andalusia yang Menjadi Rujukan Eropa dan Dunia Selama Berabad-abad |
Kandungan Monounsaturated pada Olive oil tertinggi diantara sejumlah minyak dan lemak. Hal tersebut mengindikasikan oilve oil sangat baik untuk kesehatan |
Tugu Sawit di Kebun Raya Bogor |
Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia |
Minyak zaitun sama seperti minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang bisa dijadikan minyak makan seperti minyak goreng, tetapi juga bisa dijadikan bahan bakar baik langsung, maupun diolah dulu menjadi biodiesel. Urusan pangan tentu lebih diprioritaskaskan daripada urusan energi, untuk mengkaji lebih lanjut masalah ini bisa dibaca disini. Berdasarkan kaidah tersebut juga bisa saja nanti minyak kelapa sawit diarahkan ke bahan bakar, sedangkan minyak zaitun dan minyak kelapa diarahkan untuk minyak pangan yang di konsumsi manusia.
Tetapi mengapa kita menganggap penting zaitun ini ? pertama tentu karena keberkahannya yang disebutkan di Al-Qur’an tersebut di atas. Kedua karena keberkahan tersebut juga terbukti secara ilmiah. Bila minyak sawit banyak diperdebatkan dampaknya pada kesehatan misalnya, minyak zaitun sebaliknya begitu banyak diberitakan manfaatnya, yakni bisa untuk pangan, farmasi hingga bahan bakar.
Sementara bahan bakar cair diera bioeconomy bisa didapatkan dari paparan diatas, bahan bakar padat bisa didapatkan dari kayu-kayunya. Kayu-kayu tersebut bisa secara khusus diusahakan untuk memenuhi kebutuhan yang besar yakni dengan membuat kebun energi. Al Qur’an lagi-lagi memberi petunjuk yakni QS 36:33 ; QS 6:99. Kebun-kebun energi tersebut dari pohon kelompok leguminoceae yang selain biji-bijinya bisa dimakan, ternyata juga cepat panen, sangat mudah tumbuh, memperbaiki ekosistem dan bahkan memperbaiki serta menghidupkan tanah mati, yakni tanah tandus dan gersang. Kayu-kayu tersebut selanjutnya bisa diolah menjadi wood pellet untuk kemudahan mendistribusikan, pemakaian dan penyimpanan. Jadi dengan membuat kebun energi tersebut akan didapat keberlangsungan pasokan kayu-kayu untuk sumber energi tersebut, bukan dengan menggunduli hutan. Bagaimana merancang produksi wood pellet dari kebun energi tersebut? Silahkan dibaca disini untuk lebih jelasnya. Ketika produksi wood pellet dari kebun energi telah banyak dilakukan diberbagai tempat, maka pembangkit-pembangkit listrik biomasa kecil bisa berjalan dengan pasokan wood pellet tersebut, bahkan pembangkit listrik tersebut hanya seukuran kulkas.
Daun-daun leguminoceae yang kaya protein, selanjutnya bisa digunakan untuk pakan domba atau kambing. Kotorannya bisa dikumpulkan untuk diolah menjadi biogas dan pupuk organik. Pohon-pohon tanaman leguminoceae akan menyuburkan tanahnya dengan kemampuan akarnya mengikat nitrogen (N), maka pupuk organik dari kotoran domba yang kaya phosphor (P) dan kalium (K), akan semakin menyuburkan tanahnya sehingga mempertinggi produktivitas kayu pada kebun energi tersebut.
Lalu apa keberkahan itu? Dalam Qur’an Surat Al Qadr (97) : 1, Al Qur’an diturunkan di malam yang diberkahi yakni malam Lailatu Qodar, yang beribadah pada malam itu pahalanya sama seperti seribu bulan atau 30 hari x 1000 bulan atau sangat banyak. Sehingga keberkahan bisa diartikan sebagai kebaikan yang sangat banyak. Lalu bagaimana mendapatkan keberkahan tersebut? Allah berfirman dalam Qur’an surat Al A’raf : 96
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)
Sehingga jawabannya supaya keberkahan terus ada dan tidak hilang adalah dengan beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.