Profil Pengusaha Farah Maulida
Rahasia Usaha Rumahan
Sedangkan harga cabai yang naik turun dianggap bukanlah penghalang. Jutru yang sulit adalah ketika ia harus mencari peda. “Banyak orang Jogja yang tidak tahu ikan peda, termasuk penjual ikan di pasar,” kata Farah.
Prospek bisnis
Ia mempekerjakan empat hingga lima orang. Mereka akan bekerja sama dengan cobek masing- masing yang berdiameter 45 sentimeter. Farah memproduksi sambalnya cukup di teras rumah. Setiap lima kilogram dari sambal buatannya akan langsung habis.
Satu botol akan berisi 200 gram dimana setiap botolnya itu seharga 13 ribu. Seharga itu Farah sendiri sukses mengantongi Rp.4000- Rp.5000 dari tiap botolnya. Jika dihitung- hitung ia bisa mengantongi Rp.3 juta per- bulan. Produnya dipasarkan melalui sosial media Twitter.
Pesanan tidak hanya dari Jogja, Sambal Biyung merambah hingga Jakarta, Balikpapan, Aceh. Bahkan juga dari mereka para TKW dari Hong Kong. Beberapa teman, kerabat yang tinggal di Jerman dan Kanada juga ikut memesan Sambal Biyung.
Farah bercerita bahwa sebagian besar pria di daerahnya bekerja sebagai buruh tani, buruh bangunan, atau pengangkut batu, dengan upah Rp30.000-Rp40.000 sehari. Sedangkan, para istri biasanya tidak bekerja.
“Saya belum berani memproduksi lebih banyak, karena masih banyak yang harus disempurnakan. Salah satunya kemasan,” tutur Farah melanjutkan. Untuk kemasan saat ini dinilainya masih belum cukup rapat, ini membuat minyak dari sambal masih sering meresap.