Pemimpin merupakan seorang yang memimpin bawahannya di dalam ruang lingkup organisasi, lembaga atau komunitas. Sedangkan kepemimpinan adalah cara atau konsepsi atau strategi yang dilakukan seorang pemimpin dalam mengendalikan sebuah organisasi, lembaga atau komunitas.
Akan tetapi sangat sedikit dan minim sekali pengetahuan yang ada di lapangan, yang menegaskan bahwa pemimpin hanya menjalankan rutinitas kegiatan atau agenda yang di lakukan melalui sebuah rapat kerja sehingga hanya monoton saja.
Maka dalam tulisan ini saya akan memberikan sedikit dari pada konsep-konsep kepemimpinan agar menjadi pemimpin dan juga mempunyai kredibilitas yang di milikinya. Sehingga pemimpin bisa menjadikan organisasi, lembaga atau komunitas menjadi baik secara efisien dan efektif.
Pemimpin dapat mempengaruhi orang lain. Secara sehat dikatakan bahwa pemimpin dapat mempengaruhi jajaran di bawahannya. Sehingga ia mempunyai karismatik tersendiri dan mempunyai sifat yang berbeda dengan yang lain. Maka ia akan mempengaruhi orang lain, termasuk jajaran bawahannya.
Menjadi pemimpin juga bukan berarti ia menunjukkan eksistensi dirinya sehingga ia mampu memimpin. Akan tetapi dikarenakan ia mempunyai kapabilitas lebih maka ia dijadikan pemimpin yang mampu dan bisa menggerakkan suatu organisasi, lembaga atau komunitas yang dimilikinya.
Kuisioner Pemimpin
Dalam buku manajemen organisasi karya H. Muhammad Rifa’i, M.Pd. Muhammad Fadhli, M.Pd telah dikupas detail bagaimana dan apa saja yang di lakukan ketika berorganisasi. Sebelum pembahasan lebih mendalam, kami sampaikan bahwa seorang pemimpin hendaknya mempunyai :
1. Kapasitas; intelegensia, kehati-hatian, kemampuan berbicara, keaslian, pertimbangan,
2. Prestasi; pendidikan, pengetahuan, prestasi olah raga,
3. Tanggung jawab; ketergantungan, inisiatif, ketekunan, agresifitas, percaya diri, hasrat untuk kesempurnaan,
4. Partisipasi; aktivitas, kesosialan, kooperatif, menyesuaikan diri, homoris, dan
5. Strata; sosial ekonomi, ketenaran/ popularitas.
Dengan memahami kuesioner di atas, maka untuk mengemban sebuah amanah bagi pemimpin dalam organisasi, lembaga atau komunitas dapat dikatakan sebuah organisasi, lembaga dan komunitas tadi menjadi produktif dan progresif.
Teori Kepemimpinan untuk Menjadi Produktif dan Progresif
Seorang pemimpin akan memimpin organisasi, lembaga dan komunitasnya jika pemimpin tadi mengetahui polanya. Untuk mengetahuinya, setidaknya pemimpin belajar mengenai teori kepemimpinan. Di antara teori kepemimpinan itu adalah :
1. Kepemimpinan situasional.
Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak kepemimpinan dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studistudi tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan
tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian pemimpin.
2. Pemimpin yang efektif
Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi (consideration).
Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi.
Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan
kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi.
3. Pemimpin yang kontingensi
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional.
Disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa
kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya.
Ada tiga faktor yang dijadikan tolak ukur dalam model kepemimpinan ini, yakni : hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).
4. Kepemimpinan Transformasional
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi. Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya.
Model kepemimpinan Transformasional Pada Hakekatnya Menekankan Seseorang
pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.
Dengan memahami model atau konsep kepemimpinan, maka seorang pemimpin mempunyai gambaran bagaimana dan apa saja yang harus di lakukan ketika memimpin sebuah organisasi, lembaga dan komunitasnya.