Membuat Aplikasi Charity Gigih Rezki Septianto

Profil Pengusaha Gigih Rezki Septianto

 
Berwirausaha tidak melulu mengenai uang yang dihasilkan. Ambil contoh membuat aplikasi charity untuk kepentingan orang banyak. Gigih Rezki Septianto dikenal sebagai pengusaha muda sosial. Ia tak tertarik membuat aplikasi komersil, tetapi membuat yang membantu orang yang membutuhkan.

Budaya gotong royong memang sudah dikenal masyarakat Indonesia. Startup donasi juga banyak ditemukan oleh para penemu. Platform crowdfunding juga berkembang pesat untuk membantu. Gigih merupakan salah sati pelopor yang membuat Phirunthropy, dibawah Yayasan Pelita Cakrawala.

Kita ingin sama- sama sehat bagi semua masyarakat semua. Harapan itu akan tersampaikan melalui sistem Phirunthropy. Bila mengunduh aplikasi ini maka kita sama- sama sehat. Aplikasi yang diberi nama Charity Light, yang namanya di Play Store bernama Phirunthropy sekarang.

Melalui aplikasi ini setiap olah raga kamu akan dikonvensi jadi uang. Bukan untuk diri sendiri, tetapi bagi mereka yang membutuhkan. Jarak yang ditempuh baik sekedar jalan kaki, berlari, maupun yang memilih bersepeda, akan dijadikan uang untuk menyehatkan orang lain.

Ia mencoba mengajak masyarakat menengah atas berdonasi. Tujuannya bahwa semua orang berhak untuk sehat. Ini akan membantu permasalahan sosial dari kesehatan masyarakat. Ketika orang yang menengah atas hidup sehat dari makanan dan olah raga, masyarakat biasa bisa diselamatkan.

“Kami melihat berlari masih ngehit di Indonesia,” tutur pengusaha ini.

Gigih berkolaborasi untuk membuat kegiatan amal dan gaya hidup. Penggunaan aplikasi pun mudah dengan sistem kalkulator. Hasil perhitungan juga bisa dishara ke sosmed untuk menginspirasi. Dari pengoprasiannya gampang karena langsung satu layar.

Mereka yang mendonasi pun tercatat di halaman web. Gigih menjelaskan lembaga mana saja yang menerima donasi. Mulai dari Yayasan Kanker Indonesia, BebasSampahId, Indonesia Future Leader, ASA Edu Project, Praxis in Community, dan MedStudent4Nation.

Kata alumni Telkom University Bandung ini, sejak aplikasi diluncurkan pada September 2014, sudah ada Rp.17 juta yang telah didonasikan. Menurut Gigih walaupun masih kecil dibanding harapan, ini setidaknya akan menjadi inspirasi proyek sejenis dengan konsep sama atau berbeda.