nabati, seperti susu kedelai. China adalah negara yang banyak mengkonsumsi
santan kelapa untuk pengganti susu hewani, dengan China sebagai konsumen
terbesarnya. Sedangkan dessicated coconut (kelapa parut kering), saat ini ada 3
produsen utama yakni Philipina, Indonesia dan Sri Lanka. Saat ini diperkirakan lebih dari 20 pabrik
dessicated coconut di Indonesia. Peningkatan permintaan dessicated coconut
cukup besar yakni 151 ribu ton pada tahun 1990 menjadi 248 ribu ton pada 2008.
Apakah industri kelapa Indonesia bisa bangkit? Tentu saja bisa tetapi ada sejumlah syarat yang mesti dipenuhi. Kebangkitan industri kelapa harus dipimpin oleh orang yang memiliki kapabiltas memadai sehingga memahami inti permasalahan dan bisa memetakan masalah secara akurat pada sektor ini serta memberikan solusinya. Pemimpin adalah orang yang memiliki visi dan menghidupi atau mengimplentasikan visinya hingga tujuannya tercapai. Pemimpin yang tidak memiliki keyakinan kuat untuk
mengimplementasikan visinya maka tidak akan memiliki daya dorong untuk
tergerak membuat solusi yang dibutuhkan. Dengan upaya berbagai pihak dan selalu berdo’a kepada Allah SWT, insyaAllah akan terwujud.
Apakah kelapa akan kembali berjaya dan menjadi lokomotif dalam era bioeconomy saat ini? Apakah kelapa bisa kembali menggerakkan sektor ekonomi yang secara heroik sebagai komoditas penting yang memiliki peran dalam kemerdekaan Indonesia ? Ataukah malah di ‘nina bobo’ kan dengan banyaknya potensi negeri ini tetapi tidak mampu memanfaatkannya dan malah mengundang ‘penjajah’ baru? Wallahu ‘alam