
Bagi pabrik-pabrik biogas di Indonesia khususnya Asia Tenggara pada umumnya
khususnya yang menggunakan RATB untuk produksi biogas tentu saja hal tersebut
di atas bisa sebagai referensi dan panduan untuk uji coba meningkatkan produksi
biogas dengan penambahan briket biomasa. Pada kasus di atas jerami yang
digunakan di Denmark menggunakan jerami dari tanaman gandum karena memang
melimpah ketersediaannya di sana, sedangkan di Indonesia dan Asia Tenggara
jerami dari tanaman padi banyak tersedia. Sifat-sifat jerami gandum dan jerami
padi banyak kemiripannya sehingga diprediksi juga akan menghasilkan volume
biogas yang hampir sama. Tetapi jika unit biogas tersebut misalnya di
pabrik-pabrik sawit maka sumber biomasa seperti mesocarp fiber, tandan kosong
dan daun sawit bisa digunakan sebagai bahan baku briket tersebut. Unit biogas
yang umum digunakan di pabrik-pabrik sawit di Indonesia dan Asia Tenggara
dengan menggunakan bahan baku limbah cair pabrik sawit adalah covered lagoon
yang tidak dilengkapi pengaduk. Untuk jenis reaktor seperti ini salah satu
upaya meningkatkan produksi biogas adalah dengan dengan membuat kondisi
operasinya thermophilic. Panas dari pembangkit listrik biogas bisa dimanfaatkan
untuk mencapai suhu tersebut. Apakah briket biomasa bisa meningkatkan produksi
biogas pada jenis reaktor covered lagoon? Jawabannya masih butuh penelitian
lebih lanjut.