Profil Pengusaha Amelia Purnajati

Tingginya permintaan akan mainan berkualitas. Membuat pangsa pasar mainan sewa dilirik. Banyak orang tua lebih nyaman menyewa mainan. Dibanding harus kesana kemari mencari, dan ujungnya mereka harus rela merogoh kocek buat mainan tidak berkualitas.
Bisnis sewa
Mainan berharga mahal berasa mubazir. Umur pemakaian cuma sebentar. Begitu selesai, kita cuma akan menyimpan mainan itu. Apalagi jika mainannya besar memakan ruangan. Ketika itulah, mainan bingung akan digunakan apa, disinilah Amelia dan kawanya, Jessica Natasha Halim, menawarkan bisnis sewa saja.
Bisnis yang bernama Funbox Toy Rental (FTR) ini, melihat celah kebutuhan anak akan mainan berkualitas. Mereka melihat pasar sewa mainan anak besar. Penyewa datang dari berbagai kalangan, mulai orang tua, organisasi tertentu, perusahaan, atau event organizer.
Tidak cuma buat mainan sehari- hari. Orang tua menyewa mainan juga termasuk buat pesta si kecil. Mau mengadakan pesat ulang tahun dengan mainan bisa sewa. Sementara event organizer bisa sewa mainan buat mendukung konsep acara mereka. Jadi keliatan kan prospek bisnis dijalankan Funbox Toy Rental mereka.
Tempat penitipan anak juga menyewa kepada mereka. Banyak pelanggan perusahaan rekanan mereka yang memang targetnya anak kecil. Bisnis mereka bisa merangkul langsung ke konsumen, ataupun lewat sewa ke rekanan mereka. Tidak heran dalam setahun bisnis merek sudah keliatan hasilnya.
Jessica sudah memiliki 160 buah mainan. Dimana mereka menawarkan mainan ke berbagai tempat di Jakarta. Mereka mancangkup pasaran Cibubur. Amelia mengaku dalam sehari ada 40 sampai 60 penyewa mainan setiap bulan. Sekali sewa, biasanya, penyewa tidak cuma meminjam satu mainan saja.
Mainan disewakan kebanyakan mainan edukatif. Kebanyakan mainan edukasi merupakan produksi mainan perusahaan luar negeri. Agar memudahkan orang tua, mereka sudah membagi mainan ke berbagai macam kategori usia. Jadi lebih memudahkan penyawa mencari mainan sesuai kriteria kebutuhan anak mereka.
Sewa mainan mulai harga Rp.50.000 hingga Rp.700.000 perbulan, ini tergantung jenis mainan disewakan ke penyewa. Sewa bulanan bisa, sewa mingguan juga bisa kamu lakukan, temponya seminggu- dua minggu atau harian bila mau.
Penyewa biasanya sewa mingguan, atau harian dulu biar tau apakah anaknya cocok atau tidak dulu. Amelia mengamini hal tersebut. Penyewa awalan akan menyewa sebentar, kalau anaknya tidak suka kan dapat cari mainan lain. Ketika sudah suka tinggal ditambah sewa sampai beberapa bulan.
Deposit sewa
Untuk organisasi atau perusahaan, biasanya menyawa harian untuk membuat acara yang melibatkan anak- anak. Sebagai contoh kalau ada acara ulang tahun. Amelia mengatakan biasanya organisasi atau korporasi menyewa lebih banyak macam mainan.
Seperti rental lainnya, mereka menerapkan sistem deposit dulu, dimana besanya Rp.100 ribu untuk sekali sewa. Uang deposit kembali jika mainan kembali. Selain deposit cara lainnya, agar aman, maka penyewa menunjukan tanda pengenal asli dan menyerahkan fotokopi KTP buat dicatat.
Omzetnya berapa sih, dari bisnis tersebut mereka mengantungi omzet Rp.30- 50 juta. Mereka dapat dari bisnis sewa mainan tersebut, belum termasuk ongkos kirim loh. Untung dikisaran 30 persen sampai 50 persennya. Bisnis sewa mainan itu untungnya lumayan besar. Apalagi biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Sudah dipotong gaji karyawan, biaya operasional, adapula anggaran buat alat pembersih dan antiseptic buat mainannya. Jika mainan dibawa pulang kotor ada tambahan biaya Rp.20 ribu. Mereka biasanya menyewa tempat buat gudang penyimpan, atau menggunakan rumah sendiri buat menyimpan aneka mainan sewaan.
Catatan saja, kamu harus punya anggaran mainan loh, melengkapi koleksi mainan membutuhkan tambahan dana yang harus dianggarkan. Kelebihan bisnis mereka ialah tidak perlu memiliki showroom. Mereka lebih memilih memamerkan mainan lewat situs mereka, termasuk layanan diberikan kepada pelanggan.
Modal awal antara Rp.50- 100 juta, meskipun keliatan mahal tetapi kalau tepat sasaran, bisnis kamu bisa balik modal empat atau lima bulanan. Perlu diingat bisnis sewa mainan, biasanya, ada di kota- kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, atau Yogyakarta yang kesadaran akan mainan sehat tinggi.
Ingat usaha ini membutuhkan pengetahuan tentang mainan. Tau tentang siapa produsennya, kualitas produk mereka, termasuk tentang keamanan mainan dan bahan bakunya. Ingin hemat biaya beli produk dari para distributor di Indonesia. Koleksi beragam menjadi kunci sukses pengusaha sewa mainan anak juga.
Amelia mengaku sudah punya 500 mainan. Kalau kamu menemukan mainan favorit, kamu harus sediakan lebih dari satu jenis. Mainan anak favorit umur 6- 12 bulan ya jumperoo dan exercauser. Untuk anak umur 12 bulan- 6 tahun mainannya slider swing, playhouse, mobil mainan, dan roller coaster.
Jika kamu sudah memiliki mainan banyak. Tinggal dah, kamu membuat situs buat memajang katalog kamu, situs harus menarik memanggil orang lebih banyak. Selain itu pastikan keamanan, kenyamanan, dan juga kebersihan setiap koleksi. Umur mainan biasanya 1- 2 tahun, maka sebaiknya diganti agar tidak bahaya.
Jangan lupa memberikan keterangan detail. Terutama tentang umur pengguna mainan sebaiknya. Utamanya berat dan usia anak. Tentukan pula tentang apakah mainan bisa ditelan atau tidak. Pokoknya bagaimana agar penyewa merasa nyaman menyewa di tempat kamu. Akan mengurangi dari resiko kecelakaan pada anak nantinya.
Di FTR, mereka akan menerangkan dahulu cara pemakaian, tugasnya untuk menjaga keamanan yang berisi baik apa saja yang boleh dan tidak boleh. Seperti tidak boleh dimasukan ke mulut dan sebagainya. Bisnis sewa memang mengendalkan pematangan internal untuk membuat sistem terbaik guna layanan maksimal.
Karena sasaran orang tua, maka iklan di sosial media, bisa menjadi pilihan bisnis kamu ini. Siapkan dana khusus buat beriklan kalau ada. Ide promosi kreatif juga termasuk kerja sama dengan pihak ke ketiga. Contohnya FTR mengajak kerja sama pengelola apartemen, membuka tempat bermain indoor buat para penghuni.
Tidak berhenti, jika dana banyak, kamu bisa mencoba mempromosikan ke media konvensional, seperti di televisi. Atau kalau mau murah, bisa dengan membuat brosur atau bekerja sama dengan pihak terkait, atau bisa membangun iklan ke website gratisan. Tapi paling efektif adalah promosi mulut ke mulut sendiri.
“…mereka puas dengan layanan FTR dan mempromosikan ke teman dan saudaranya,” terang Jessica.