Profil Pengusaha Kaligrafi Asal Grabak

Enam tahun lebih memulai usaha kaligrafi Grabak. Apa itu? Ternyata penulis mengusut itu merupakan nama daerah di Magelang. Daerah Grabak dikenal sebagai daerah produktif. Nama tersohor menghasilkan aneka kerajinan sapu rayung ataupun ukiran tanduk. Selain itu adapula kerajinan kuningan yang berupa relief serta kaligrafi.
Usahanya tersebar mulai Bandar Lampung, Jambi, Palembang, Medan, Binjai, Bengkulu, Riau, sampai juga Banda Aceh. Kota besar di Sulawesi Utara hampir semunya dipegang oleh Wardoyo. Mantan tukang servis elektronik asal Pasar Rejowinangun mengaku usahanya laris manis, terutamanya kawasan Pontianak.
Padahal itu harga satu kaligrafi dibandrol murah yakni Rp.800 ribu sampai Rp.3 juta. Itu tergantung ukuran serta kualitas produk. Dia berani menjamin produk kaligrafi miliknya kuat 20 tahun. Kepuasan pelanggan itu utama agar tidak lari. Tiga pulau dikuasai, ketika ada komplain, tidak segan Wardoyo menemui langsung.
Dia menyiapkan nomor hp buat dihubungi 24 jam non- stop. Otodidak mampu mewujudkan kata mapan bahkan menghasilkan miliaran rupiah. Uniknya meski berhasil dia tetap menjadi sosok sederhana. Di rumah sederhana itu tidak ada mobil mewah layaknya pemilik perusahaan. Bahkan tanah didekatnya becek karena air hujan.
Hanya terlihat motor berjejer rapi milik pegawai Wardoyo. Motor mereka berjejer disela setumpuk bingkai kayu yang bertumpuk belum diselesaikan mereka.



