Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua yang pernah ia dilakukan di dunia. Foto: Steemit.com |
Ada tujuan mulia dibalik lahirnya kita di dunia yang fana ini. Ada visi dan misi yang harus dicapai. Mengemban tugas tuk memakmurkan bumi Allah. Sehingga Allah pilih seorang dalam versi terbaik tuk lahir di dunia ini, karena dipercaya mampu tuk menjalani kerasnya kehidupan ini tanpa melupakan misi dibaliknya.
Namun, adapula seseorang yang Allah ambil saat ia baru lahir karena dianggap belum mampu tuk menjalani hidup atau mungkin Allah telah menempatkannya disuatu tepat yang lebih mulia dibandingkan dunia yang fana. Sebab, yang berhak menentukan adalah Allah, Dialah yang maha tau dari pengetahuan kita.
Allah berfirman dalam Al-Quran surah Az-zariyyat ayat 56 yang memiliki arti “Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepada-Ku”. Ini adalah sebuah gambaran yang menjelaskan kepada kita bahwa kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepadaNya. Menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. inilah misi hakiki yang diemban setiap manusia selama hidup di dunia. tanpa terkecuali.
Mengamalkan apa yang telah di sampaikan seorang rasul dari manusia terbaik yang Allah pilih. Sebab, siapa yang berbelok arah terhadap ajaran tersebut, maka ia akan mendapatkan siksa, baik di dunia ataupun di akhirat.
Di dunia ia akan mendapatkan ujian atau bala’ yang akan menimpa dirinya. Dan di akhirat ia akan di siksa atas semua perbuatannya oleh para malaikat dan juga tak lepas dari siksa api neraka.
Maka dalam menjalankan hidup ini, penting bagi setiap orang untuk tau terlebih dahulu apa tujuan kita diciptakan? Untuk apa kita hidup? Dan kemana arah kehidupan setelah hidup di dunia ini?.
Itu semua dapat kita telusuri terlebih dahulu dengan menanyakan siapa tuhan kita? Siapa diri kita? dan apa yang harus kita lakukan?
Baca Juga: Perusak Amal Kebaikan
Tuhan Kita
Allah SWT telah mempertegas identitas-Nya di dalam Al-Quran surah Al-A’raf ayat ke-54 yang mempunyai arti “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.”
Begitu pula tatkala bapak nabi kita yakni Nabi Ibrahim A.S berhadapan dengan ayahnya, sang pembuat patung berhala. Ia tak sependapat dengan ayahnya yang mengatakan bahwa tuhan kita adalah patung-patung tersebut. Maka Nabi Ibrahim A.S berkelana mencari kebenaran tuhan.
Pertama ia mendapatkan bintang-bintang di langit kemudian ia menganggap bahwa ia adalah tuhan tapi seketika bintang itu hilang, maka ibrahim as tidak menyukainya. Sampai pada akhirnya ia berjumpa dengan matahari, ia mengaggap bahwa matahari adalah tuhan karena ia paling besar dan terang dari sebelumnya. Akan tetapi matahari juga menghilang.
Maka ia berlepas diri dari kaumnya yang menyembah berhala. Kemudian ibrahim as mendapatkan keteguhan hati dengan sebuah keyakinan yakni; “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Dialah Allah, tuhan kita. Yang menciptakan kita. Ia tak akan membiarkan ciptaan-Nya kelaparan, kesengsaraan atau tertindas, sebab Allah adalah tuhan yang maha adil, maha penyayang, maha mengetahui dari yang tidak kita ketahui.
Dialah yang memiliki nama-nama yang indah. Yang disebut dengan asma’ul husnah. Dan siapa yang berdo’a dengan memulai dengan asma’ul husnah ia akan di ijabah, yakni di kabulkan.
Baca Juga: Batas Waktu Peralihan Itu Bernama Kematian
Urusan jodoh, rizqi dan kematian itu ada ditangan Allah SWT. Sebab perkara seperti ini telah Allah tulis di dalam firman-Nya. Dan lewat perkataan Rasulullah SAW tiga perkara ini juga telah ada di tangan Allah SWT. Maka kita tak perlu merisaukan perihal tiga perkara ini lebih dalam. Kita harus tetap bersyukur, bersabar dan istiqomah dalam menjalankan segala perintah-Nya. Sebab buah nya itu sangat indah yang belum kita lihat di dunia ini.
Identitas Manusia
Manusia diciptakan dari setetes mani yang diambil dari tanah. Kemudian Allah membuat pasangan dari salah satu organ tubuhnya, yakni tulang rusuk.
Manusia terlahir sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Mu’minun ayat ke-12 sampai 14: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim)”.
“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
Maha besar kuasa Allah SWT yang telah memberi kita beribu kenikmatan atau bahkan tak terhitung jumlahnya. Maka hendaknya kita sebagai manusia bertanggung jawab atas apa yang telah di anugerahkan Allah kepada kita.
Dengan rasa syukur dan lapang dada akan pemberian-Nya adalah bentuk kita tidak kufur dari apa yang telah diberikan Nya.
Menjalankan apa yang telah menjadi syari’at-Nya adalah kewajiban. Jangan sampai kita meninggalkannya walaupun itu hanya sebiji atom, sebab semua apa yang kita perbuat nanti akan di pertanggungjawabkan. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Isro’ ayat 36 “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggunganjawabnya.”
Maka identitas dari manusia ini adalah mengabdi pada Tuhan Nya, melaksanakan sepenuhnya dengan rasa ikhlas dan tunduk patuh kepadaNya. Tak sempurna jika manusia itu tidak menjalankan syariat yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.