Profil Pengusaha Heni Wijiastuti

Pengetahuan akan ramuan kuno membawa berkah. Inilah kisah pengusaha Heni Wijiastuti. Semenjak sang suami kecelakaan tidak bekerja. Otomatis dia menggantikan tugas mencari nafkah. Bukan perkara mudah, karena membuka usaha pun butuh uang.
Sejak sembilan tahun silam, Heni mulai mengikuti cara kuno masyarakat Pulau Kalimantan, yang dikenal memiliki satu kekayaan alam hutan. Dia mulai meramu apa yang bernama akar kayu. Obat tradisional yang mana kemudian menjadi fondasi perusahaan miliknya, Berkat Uhat Kayu, diberi nama sesuai bisnisnya.
“Sesuai nama usahanya, uhat berarti kayu,” Heni menjelaskan.
Sejak kecelakaan sang suami berhenti bekerja. Otomatis semua bergantung kepada tangan Heni. Otodidak ia mulai meramu ramuan akar kayu. Total 25 ramuan telah ia kembangkan berbekal akar kayu. Bahan juga mudah didapatkan gratis mencari di hutan.
Namun masalah pengembangan daerah sawit menjadi masalah. Itu sejalan dengan pengalihan fungsi hutan. Jadilah susah mendapatkan bahan baku utama akar kayu.
Dia lantas membudidaya sendiri kayu. Ramuan akar kayu Hani bisa menyembuhkan sakit pinggan hingga obat diabeter. Heni dibantu 4 orang karyawan. Usahanya memproduksi 2.000 bungkus per- bulan, yang ia kirim ke berbagai tempat termasuk Bandung, Bali, Pangkalan Bun, sampai Batam.
Ramuan dijual antara Rp.22.000 sampai Rp.75.000, disesuaikan jenis penyakitnya. Hitungan kasarnya ia memperoleh omzet sampai Rp.60 juta. Heni sendiri enggan menyebut angka pasti. Namun dia mampu menghidupi 7 orang anaknya. “Sekolah semua, dua kuliah,” ungkapnya kepada Detik.com
Ia meyakinkan produknya sudah mendapatkan ijin Kementrian Kesehatan RI.