
#Pugur – Dalam beberapa tahun terakhir, #TalasBeneng mulai menjadi sorotan dalam dunia #pertanian #Indonesia. Tanaman yang dahulu hanya tumbuh liar di sebagian wilayah Banten dan Jawa Barat ini, kini mulai dibudidayakan secara serius karena memiliki #potensi #ekonomi tinggi dan manfaat kesehatan yang luar biasa. Ditambah lagi, talas beneng bisa tumbuh di lahan yang sebelumnya dianggap tidak produktif—alias lahan tidur.
Lalu, apa sebenarnya talas beneng? Bagaimana cara membudidayakannya? Dan mengapa ia dianggap sebagai komoditas baru yang menjanjikan? Simak panduan lengkap #budidaya talas beneng berikut ini!
Baca Juga : Potensi Usaha Madu Pelawan Manisnya Peluang dari Hutan Bangka
Apa Itu Talas Beneng?
Talas beneng (singkatan dari besar dan koneng atau besar dan kuning) adalah jenis talas lokal Indonesia yang memiliki daun sangat lebar dan batang yang tinggi. Tanaman ini dikenal dengan nama ilmiah Colocasia gigantea. Ciri khasnya adalah ukuran yang besar, warna batang kekuningan, serta umbi dan daunnya yang kaya serat.
Keunggulan talas beneng:
- Daun bisa digunakan sebagai bahan baku rokok herbal rendah nikotin.
- Umbi dapat diolah menjadi tepung rendah gula, cocok untuk penderita diabetes.
- Tahan terhadap hama, mudah tumbuh di berbagai jenis tanah.
- Bisa ditanam di lahan marginal (kering, minim perawatan).
- Masa panen relatif cepat: 6–10 bulan.
Dengan berbagai manfaat tersebut, tidak heran jika banyak petani dan pelaku agribisnis mulai melirik talas beneng sebagai peluang baru.
Mengapa Cocok untuk Lahan Tidur?
Lahan tidur adalah lahan pertanian yang tidak dimanfaatkan, baik karena sulit air, tidak subur, atau kurang menguntungkan jika ditanami komoditas biasa seperti padi dan jagung. Talas beneng justru cocok di kondisi ini karena:
- Tahan kekeringan dan tidak membutuhkan banyak air.
- Tidak perlu pupuk kimia berlebihan.
- Tumbuh baik di tanah liat, berbatu, bahkan bekas tambang.
- Dapat ditanam di bawah tegakan pohon (tumpang sari).
Artinya, petani tidak perlu modal besar untuk membuka lahan atau menyiapkan infrastruktur pertanian intensif. Inilah yang membuat talas beneng cocok sebagai solusi pemanfaatan lahan tidak produktif.
Tahapan Budidaya Talas Beneng
Berikut langkah-langkah teknis yang dapat diikuti oleh petani pemula hingga profesional.
1. Persiapan Lahan
- Lahan dibersihkan dari semak dan gulma.
- Tanah cukup dicangkul atau dibajak ringan.
- Tidak perlu lahan luas, 1.000 m² cukup untuk budidaya awal.
- Buat bedengan atau barisan tanam dengan jarak 1 x 1 meter atau 1,5 x 1,5 meter.
2. Pemilihan Bibit
Gunakan bibit berupa anakan dari indukan sehat. Bibit bisa diperoleh dari:
- Tunas anakan pada batang utama.
- Stek batang (bagian batang tua dipotong sepanjang 20–30 cm).
- Pastikan bibit bebas hama dan bercabang minimal 2–3 daun.
Tips:
- Satu hektar lahan membutuhkan ±5.000–6.000 bibit.
- Bibit berkualitas akan tumbuh lebih cepat dan menghasilkan daun lebih banyak.
3. Penanaman
- Tanam bibit pada lubang sedalam 20–30 cm.
- Campurkan sedikit pupuk organik (kompos/kandang) di dasar lubang.
- Tutup lubang dan padatkan tanah di sekeliling bibit.
- Waktu tanam terbaik adalah awal musim hujan.
4. Pemeliharaan
Talas beneng tergolong tanaman yang mudah dirawat, namun beberapa hal tetap perlu diperhatikan:
- Penyiraman: Cukup jika curah hujan rendah; tidak perlu setiap hari.
- Pemupukan: Gunakan pupuk organik atau kompos setiap 2–3 bulan.
- Penyiangan: Bersihkan gulma setiap 1 bulan sekali agar nutrisi tanah optimal.
- Pemangkasan: Jika daun terlalu lebat, pangkas secara berkala agar energi tanaman tetap fokus pada pertumbuhan umbi dan batang.
5. Pengendalian Hama & Penyakit
Meski tahan terhadap banyak serangan hama, ada beberapa potensi gangguan:
- Ulat daun → bisa dikendalikan dengan pestisida nabati (ekstrak daun mimba, bawang putih).
- Busuk batang → disebabkan oleh kelembaban tinggi, pastikan drainase lancar.
- Siput & bekicot → kendalikan secara manual atau dengan jebakan daun pisang.
Baca Juga : Peluang Ekspor Lada (Sahang) Bangka Belitung: Aroma Pedas yang Menggoda Pasar Dunia
Masa Panen
Talas beneng memiliki dua bagian utama yang bisa dipanen:
✅ Daun
- Bisa mulai dipanen sejak usia 4 bulan.
- Pemotongan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
- Hasil: 3–6 ton daun kering per hektar per tahun.
- Daun kering dijual sebagai bahan rokok herbal (harga ±Rp20.000–Rp40.000/kg kering).
✅ Umbi
- Umbi siap panen pada usia 8–10 bulan.
- Berat umbi per tanaman bisa mencapai 1–3 kg.
- Umbi bisa diolah menjadi tepung (rendah gula), keripik, atau makanan olahan lainnya.
Peluang Pasar Talas Beneng
Pasar talas beneng terbuka luas, baik di dalam maupun luar negeri. Daunnya kini menjadi bahan baku rokok herbal rendah nikotin yang makin digemari karena dianggap lebih sehat. Beberapa industri di Jawa dan luar negeri bahkan telah menyerap daun talas beneng sebagai bahan utama.
Umbi talas beneng juga mulai populer di pasar kuliner dan kesehatan, terutama karena sifatnya yang rendah indeks glikemik. Cocok bagi penderita diabetes, pelaku diet keto, atau produsen makanan sehat.
Kelebihan Talas Beneng Dibanding Talas Lain
Aspek | Talas Beneng | Talas Biasa |
---|---|---|
Ukuran | Besar (hingga 2 meter) | Sedang |
Daun | Lebar & bisa dimanfaatkan | Jarang dimanfaatkan |
Tumbuh | Bisa di lahan marginal | Butuh tanah subur |
Pemeliharaan | Minim perawatan | Lebih intensif |
Pasar | Kesehatan & industri herbal | Kuliner lokal saja |
Kisah Sukses Petani Talas Beneng
Banyak petani di Pandeglang, Lebak, hingga Blitar mulai merasakan hasil nyata dari budidaya talas beneng. Dengan lahan 1 hektar, seorang petani bisa menghasilkan:
- 6 ton daun kering/tahun = potensi omzet hingga Rp200 juta/tahun
- Ditambah 5–10 ton umbi = omzet tambahan belasan juta rupiah
Itu belum termasuk peluang pengolahan lanjutan (daun kering, teh herbal, tepung umbi, dll).
Penutup
Talas beneng bukan sekadar tanaman alternatif, melainkan peluang emas dari lahan yang tak terpakai. Dengan budidaya yang mudah, biaya rendah, dan hasil menjanjikan, komoditas ini sangat cocok bagi petani pemula, pelaku UMKM, maupun investor pertanian.
Daripada membiarkan lahan tidur terbengkalai, kini saatnya mengubahnya menjadi sumber penghasilan. Budidaya talas beneng adalah langkah cerdas menuju kemandirian pangan dan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Juga : 25 Macam Ide Jualan Makanan dan Minuman Dengan Modal Kecil dan Keuntungan Besar