#Pugur – Pembuatan #Briket Arang dari #Sekam Padi dan #Serbuk Gergaji – Krisis energi yang terjadi secara global telah mendorong banyak pihak untuk mencari sumber #energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam semakin tidak efisien, baik dari sisi ekonomi maupun ekologi. Salah satu solusi yang mulai banyak dikembangkan adalah #energi biomassa, yaitu energi yang berasal dari bahan organik yang dapat diperbarui.
Baca Juga: Bisnis Cetak 3D untuk Suku Cadang dan Prototipe Lokal: Peluang Emas di Era Manufaktur Modern
Di Indonesia, salah satu bentuk pemanfaatan biomassa yang potensial adalah pembuatan briket arang dari limbah pertanian dan industri kayu. Dua bahan yang paling mudah ditemukan dan sering diabaikan adalah sekam padi dan serbuk gergaji. Padahal, keduanya mengandung karbon yang tinggi dan mudah terbakar, menjadikannya bahan baku ideal untuk pembuatan briket sebagai bahan bakar alternatif.
Pembuatan briket dari limbah organik bukan hanya membantu penyediaan energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan, tetapi juga menjadi solusi efektif dalam mengurangi pencemaran akibat limbah pertanian dan industri.

Potensi Sekam Padi dan Serbuk Gergaji di Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris dan produsen kayu besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi padi nasional setiap tahun mencapai puluhan juta ton, yang berarti menghasilkan sekam padi sekitar 20–30% dari total gabah yang digiling. Sekam padi selama ini sering dianggap limbah dan dibakar begitu saja di lahan terbuka, menyebabkan pencemaran udara dan pemborosan energi potensial.
Sementara itu, serbuk gergaji merupakan hasil samping industri penggergajian kayu dan pembuatan mebel. Dalam skala industri besar, volume serbuk gergaji yang dihasilkan bisa mencapai ton per minggu. Serbuk ini biasanya hanya ditumpuk atau dibuang tanpa pengelolaan, padahal memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan bisa menjadi sumber energi alternatif jika diolah dengan benar.
Dengan memanfaatkan dua bahan ini untuk pembuatan briket arang, masyarakat tidak hanya memperoleh sumber energi yang murah, tetapi juga ikut menjaga kelestarian lingkungan melalui prinsip zero waste (tidak ada limbah yang terbuang percuma).
Baca Juga: Usaha Cokelat Lokal Bean-to-Bar: Dari Biji Kakao ke Produk Premium
Tahapan Pembuatan Briket Arang
Proses pembuatan briket arang dari sekam padi dan serbuk gergaji dapat dilakukan dengan peralatan sederhana. Secara umum, tahapan utamanya meliputi:
1. Pengeringan Bahan Baku
Langkah pertama adalah mengeringkan sekam padi dan serbuk gergaji agar kadar airnya berkurang hingga di bawah 15%. Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan menjemur di bawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Bahan yang kering akan lebih mudah dikarbonisasi dan menghasilkan arang berkualitas baik.
2. Karbonisasi (Pembakaran Tidak Sempurna)
Tahap berikutnya adalah karbonisasi, yaitu proses pembakaran bahan baku dengan suplai udara terbatas. Pembakaran ini dilakukan di dalam drum atau tungku khusus hingga bahan berubah warna menjadi hitam dan tidak lagi berasap pekat. Pada tahap ini, senyawa organik dalam bahan akan terurai menjadi karbon, yang menjadi komponen utama arang.
3. Penghalusan dan Penyaringan Arang
Setelah proses karbonisasi selesai, arang yang dihasilkan harus didinginkan terlebih dahulu. Selanjutnya, arang tersebut ditumbuk atau digiling hingga menjadi serbuk halus. Serbuk arang kemudian disaring menggunakan ayakan halus agar ukurannya seragam. Hasil ayakan inilah yang akan digunakan sebagai bahan utama pembuatan briket.
4. Pencampuran dengan Perekat
Agar arang bisa dibentuk menjadi briket padat, dibutuhkan bahan perekat. Perekat alami yang umum digunakan adalah tepung tapioka (kanji). Tepung ini dilarutkan dalam air panas hingga mengental, kemudian dicampurkan dengan serbuk arang dengan perbandingan kira-kira 10:1 (10 bagian arang, 1 bagian perekat). Campuran diaduk hingga merata dan bertekstur lembap seperti adonan.
5. Pencetakan Briket
Adonan arang dan perekat dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk silinder, balok, atau tabung, kemudian ditekan dengan alat press atau secara manual. Tekanan yang cukup penting agar briket menjadi padat dan tidak mudah hancur saat kering. Pada tahap ini, kreativitas dapat dikembangkan dengan membuat berbagai bentuk briket sesuai kebutuhan pasar.
6. Pengeringan Briket
Briket yang telah dicetak kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2–3 hari atau dalam oven dengan suhu sekitar 60°C hingga kadar airnya kurang dari 8%. Briket yang kering memiliki daya bakar tinggi, tidak mudah berjamur, dan tahan disimpan dalam waktu lama.
Keunggulan Briket Arang dari Sekam Padi dan Serbuk Gergaji
Briket arang dari bahan limbah pertanian dan kayu ini memiliki berbagai keunggulan, antara lain:
- Ramah lingkungan – Mengurangi limbah organik yang terbuang dan menekan pencemaran udara akibat pembakaran terbuka.
- Biaya produksi murah – Bahan baku mudah didapat dan prosesnya tidak membutuhkan teknologi tinggi.
- Nilai kalor tinggi – Briket mampu menghasilkan panas yang stabil, cocok untuk keperluan rumah tangga dan industri kecil.
- Asap minimal – Pembakaran briket lebih bersih karena kandungan air dan zat volatilnya rendah.
- Mendukung ekonomi lokal – Dapat dikembangkan sebagai usaha mikro di pedesaan dengan potensi keuntungan yang menjanjikan.
Peluang Usaha dan Dampak Sosial
Pembuatan briket arang dari sekam padi dan serbuk gergaji tidak hanya relevan secara teknis, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial yang besar. Usaha ini dapat dikembangkan oleh kelompok tani, UMKM, maupun komunitas lingkungan.
Modal yang dibutuhkan relatif kecil, namun memiliki prospek pasar luas, baik untuk kebutuhan rumah tangga (sebagai pengganti kayu bakar dan LPG), maupun untuk keperluan industri kecil seperti pembakaran logam, pengeringan, dan pengasapan ikan.
Selain itu, usaha ini juga mampu menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, terutama bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap. Dampak lingkungannya pun positif karena mengurangi pembakaran terbuka serta menurunkan emisi karbon. Dengan demikian, produksi briket biomassa dapat mendukung transisi menuju energi hijau (green energy) dan memperkuat ekonomi sirkular.
Baca Juga: Usaha Kopi Botolan Siap Minum untuk Komunitas Kampus dan Kantor
Kesimpulan
Pembuatan briket arang dari sekam padi dan serbuk gergaji merupakan inovasi sederhana namun berdampak besar. Melalui proses karbonisasi dan pencetakan yang mudah dilakukan, limbah pertanian dan industri dapat diubah menjadi sumber energi terbarukan yang efisien, bersih, dan bernilai ekonomi tinggi.
Kegiatan ini tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, tetapi juga berperan dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan teknologi sederhana, pelatihan masyarakat, serta perhatian dari pemerintah dan swasta, briket arang dapat menjadi solusi nyata menuju kemandirian energi lokal dan masa depan energi berkelanjutan di Indonesia.



