Profil Pengusaha Indra Darmawan

Pengusaha aneka kerajinan eceng gondok liar. Siapa Indra Darmawan dari sungai Citarum? Adalah definisi pengusaha sosial sebenarnya, jugalah pahlawan lingkungan, pria paruh baya yang menggelutin passion -nya saja. Apakah passion -nya tak lain bagaimana menjaga lingkungan.
Kerajinan Eceng Gondok
Kerja sosial
Sebenarnya kesadaran akan lingkungan sudah timbul di hati masyarakat. Tapi daya upaya itu belum lah jadi maksimal. Ada beberapa organisasi lingkungan di sekitar Kampung Cihampelas. Indra yang menyadari hal tersebut mencoba mengambil jalan tengah. Bagaimana sih caranya mengatasi masalah lingkungan? Dimana dua masalah utama bisa terselesaikan; sampah plastik dan eceng gondok.
Masalah sampah plastik yang menumpuk, dirasa tak cukup cuma mengajak rajin mendaur ulang. Soal ada eceng gondok tak cumalah bisa diselesaikan melalui gotong royong semata.
Bersama mereka membangun usaha Koperasi Bangkir Bersama sebagai bendera bisnis. Disana aneka hasil kerajinan eceng gondok dan sampah plastika bisa dijualnya. Usaha tersebut berbuah hasil dimana populasi dari hama eceng gondok sudah tinggal 75 hektar tak tertanggulangi.
“Saya mengajak warga tak memiliki pekerjaan untuk memanfaatkan eceng gondok menjadi nilai ekonomis,” aku Indra
Bagaimana dengan proyek bank sampahnya. Bersama Koperasi Bangun Bangsa, konsep bank sampah milik Indra sudah berjalan maju. Ada dua bank sampah aktif di kawasan Cihampelas, yakni Koperasi Bangun Bangsa miliknya dan Koperasi Berkah.
Menurutnya mengharapkan pemerintah seperti mimpi saja. Sementara itu, warga atau masyarakat sudahlah punya semangatnya. Jadilah pria 43 tahun ini sepandai- pandainya merubah sampah. Diubahnya menjadi aneka kerajinan siap jual.
Kesemua bagian eceng gondok bisa dimanfaatkan. Akarnya jelasnya bisa digunakan sebagai media tanam. Lalu ada batangnya dijadikan bahan pembuatan tas atau produk mabel. Kemudian soal limbahnya pula bisa dijadikan bahan styrofom.
Dia juga menawarkannya secara online. Produk- produknya sudah meluas seluruh Jawa Barat. Sedangkan buat sampah plastik diolahnya menjadi biji plastik.
“Saya ingin menghijaukan Citarum dan memberdayakan masyarakat yang bermukim di sekitaran Citarum,” terangnya tentang mimpi selanjutnya.
Indra menjelaskan koperasinya menjalin kerja sama dengan 58 orang pemulung. Setiap sampah plastik yang dibawa mereka dari sungai dihargai Rp.1.300 per- kilo, sedangkan buat eceng gondok dihargai Rp.25 ribu tapi dihitungnya perhari buat berapapun.