Profil Pengusaha Ari Bayat

Hobi Berdagang
Ketika anak lain bermain di sela libur sekolah panjang. Apakah yang dilakukan Ari? Dia, yang masih SMP, sudah bekerja mencetak batu bata. Begitu pagi tiba tubuhnya sudah bergulat dengan tanah merah. Dia mulai mengaduk- aduk bahannya, diaduk hingga jadi adonan.
Itulah Ari Bayat, sosok entrepreneur sejati. Disaat liburan pas masa SMA, pengusaha muda tersebu tak malu berjualan es krim berkeliling dari gang ke gang. Berjualan jauh dari kampung ke kampung, dari daerah Makam Haji hingga Jongke di Kota Solo.
“Padahal saat itu saya tidak disuruh orangtua. Semua itu saya lakukan karena niat saya yang kuat untuk bisa mandiri,” ujar Ari mengenang. Hobinya memang berdagang. Hingga menjadi pengusaha mainan edukasi sukses.
Hobi berdagang juga terbawa hingga ke masa kuliah. Dimulai dari menjual contoh soal -soal ujian masuk ke perguruan tinggi. Ia juga mengkordinasai fotokopi buat satu kelas. Usaha lain juga menjual minyak wangi dan sebagainya. Kegiatan tersebut sangat menyenangkan katanya.
Sayangnya, ia mengaku tak menyeriusi semua bisnisnya hingga lulus kuliah. Dia masih memikirkan bagaimana agar lulus kuliah. Berhubung dirinya kuliah di jurusan perbankan, sehabis kuliah, ia hanya berpikir: selepas ia kuliah ya jadi pegawai bank.
Bekerja di Bank
Alhasil, ia justru nekat merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Kala itu ekonomi keluarga masih lah bagus. Jadilah ia berani merantau ke Jakarta tanpa kenalan. Dia mulai memasukan lamaran satu per- satu ke perusahaan. Dia berani bergeriliya dari pintu ke pintu.
Kegigihan Klaten, Jawa Tengah, ini memang patut diacungi jempol. Dia langsung ambil inisiatif melakukan pendataan nama kepala sekolah, alamat, serta contact person -nya. Begitu datanya dikumpulkan ia langsung menghubungi mereka.
Kondisi inilah yang membuatnya berpikir memproduksi mainan sendiri. Dia pun rajin menabung agar hal ini menjadi kenyataan. Selepas menikah Ari memilih pindah ke daerah Taman Mini, Jakarta Timur. Faktor utamanya karena udara yang masih sejuk, selain itu dia karena dekat keramaian.
Prospeknya ialah pasar yang masih luas. Mainan edukatif pasti akan bisa berkembang pesat. Lalu target pasarnya itu cukup besar. Dia mulai berjualan di daerah Taman Mini. Pelanggan sedikit demi sedikit teruslah bertambah. Produk mainan edukasinya semakin dikenal.
Semuanya diproduksi dari mesin- mesin yang ia modifikasi sendiri. Yang terpenting produksinya itu punya standar kualitas, semuanya berjalan baik. Sambil ia berjalan, sambil pula dirinya memperbaiki mesin- mesin yang sudah ada.
Prinsipnya juga termasuk ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Jika bicara prospek, bisnisnya akan semakin bergairah jika bulan Mei hingga Agustus. Disele- sela lesunya usaha maka ia mengerjakan produk lain. Dia menjelaskan selain memproduksi mainan edukasi.



