Profil Pengusaha Kaiman Jatiman

Dia pengusaha mantan preman. Hanya lulusan SD hidupnya sudah dilabeli gagal. Namun ternyata kunci kesuksesan melawan logika. Keberhasilan merupakan hak tiap orang di dunia. Tak selamanya hidup itu selalu susah. Ada saatnya dimana kita berada di posisi puncak.
Pengusaha Hanya Lulusan SD
Ketika menganggur membawanya ke sebuah organisasi kriminal. Bapak- ibunya sempat pusing melihat cara dia mengumpulkan uang. Kaiman pernah bekerja sebagai kepercayaan organisasi kriminal di pusat grosir terbesar di Surabaya.
“Sebab, komplotan saya selalu gagal saat beroperasi,” sambungnya. Adapula pengalaman tersebut terbilang konyol.
Pengusaha Mantan Preman
“Mau kerja, saya tak mungkin. Saya tidak punya ijazah karena tidak tamat SD. Maka, tak ada pilihan lain bagi saya, kecuali mengikuti pelatihan itu,” ujar Kaiman.
Dijalaninya pelatihan secara intensif dan fokus, meski begitu tak ada dalam benaknya buat mempraktikan itu di kehidupan sehari- hari. Pelajaran budidaya jarum tiram itu akhirnya menjadi pilihan. Mau- tak mau ia pun mau mencoba, “pokoknya saya tidak mau menganggur.
Terkontaminasinya benih oleh hama membuatnya tak mampu tumbuh. Karena sifatnya yang organik tentu ia tak bisa memberi pestisida. Sukses menghasilkan beberapa jamur masalah lain datang. Ialah masalah caranya pemasaran.
Blusukan ke pasar ini guna meyakinkan jamur sehat, juga bisa diolah menjadi aneka variasi makanan. Aman buat dikonsumsi dan punya nilai gizi tinggi. Perlahan tapi pasti akhirnya bisa meyakinkan pembeli. Hingga ia bisa memenuhi permintaan 1.500 baglog.
Padahal dihitung- hitung media tanamnya berisi serbuk kayu, dedak, tepung jagung, dan kalsium dibungkus plastik itu, tak lebih dari modal Rp.1000 (saat itu) dengan berat bersih 1kg. Sementara ketika dijualnya jika sudah lengkap bibit jamur bisa mencapai Rp.1.800- Rp.2250.
Bisnis Jamur
Pengalaman unik pernah dilaluinya ketika baru mulai memberikan pelatihan. Pria kelahiran 1960 ini pernah didaulat jadi pembicara. Beberapa tahun silam, ia menjadi pembicara sukses, dan diberi uang transport serta uang saku 15 juta.
“Saat saya masuk, MC memperkenalkan diri saya sebagai dosen. Waduh, rasanya sangat malu ketika maju ke depan. Wong sekolah SD saja gak tamat, kok disebut dosen,” kenangnya.
Pria berbedan kecil ini memang banyak dicari para petani jamur. Kaiman didapuk menjadi pembicara oleh Dinas UKM dan Koperasi Pemprov Jawa Timur ataupun pertanian. Kota- kota seperti Bontang dan Riau ia singgahi untuk menjadi pembicara.
Kaiman pun dikenal menekuni pengembangan bibit jamur. Dia memiliki dua jenis jamur. Ditangannya ada dua yakni bibit Formula 1 (F1). Harganya bisa mencapai Rp.150 per- botol kecil. Sementara itu ada pula bibit F2 yang dijual seharga seper- sepuluhnya.
Tak punya cita- cita muluk- muluk. Hidupnya cenderung sederhana dibanding apa diperolehnya sekarang. Ia memang mengandalkan intuisi. Selain itu menikmati prosesnya sebagai passion. Dia cuma mau usahanya bisa untung terus. Bisa terhindar dari masa luntang- lantung seperti dulu.