Biografi Pengusaha Muhammad Syakir

Pengusaha minuman bubble, Muhammad Syakir, hasrat terbesarnya adalah menjadi wirausahawan di masa depan. Pria asli Makassar, 14 Desember 1974 ini, memulai hasratnya semenjak bangku sekolah. Hal pertama yang dilakukannya ialah membantu sang kakak berbisnis studio foto.
Pengusaha Miliaran
Melihat sang suami lesu, istrinya, Wahyuni mengajukan ide bagaimana jika berbisnis waralaba. Menjadi mitra bisnis dari bisnis sukses. Dia mengajak Syakir berbisnis minuman bubble. Bersemangat kembali, dijualnya motor satu- satunya buat modal.
Untung Minuman Bubble
Resmi Syakir menjadi pengecer bubuk minuman ini. Menelisik besarnya kesempatan, dia berharap bisa menjadi produsen. Namun, pertama- tama yang dilakukannya adalah mencari teman bekerja sama. Sosok yang bisa meracik bubuk minuman.
Menjadi Pengusaha Minuman
Awal 2013, dia baru bisa berproduksi sendiri, hasilnya beda dari produk yang pernah dijualnya. Ini minuman bisa dibuat dingin atau panas. Rasa bubuknya juga diklaim lebih enak karena kualitas terjamin. Menekuni ini memang bukan perkara mudah kalau bukan passion.
“Pedagang biasanya hanya cari keuntungan, tapi tidak membuka peluang bagi orang lain untuk mendapatkan untung,” kata dia.
Pedagang akan memilih berhenti jika menemukan resiko kedepan. Pengusaha akan terus melangkah meski dibantu oleh hutang atau apapun.
Total CV. Jakarta Powder Drink telah memiliki 40 varian rasa. Ada yang rasa vanila, capucino, mokacino, tiramisu, teh hijau, kopi, kopi hazelnut, dll. Soal kendala adalah mengawali peralihan antara dia dan produk lamanya.
Jikalau produk powder drink lain hanya cocok dingin. Miliknya bisa disajikan panas atau dingin. Meski nanti dituang panas tetap rasanya tak kalah kalau dingin. Pabrik pun didirikan di Perumahan Wisma Mas, Pondok Cabe, Tangerang.
“Saya belajar dari para CEO perusahaan besar yang pernah saya temui ketika jadi wartawan,” ucap dia.
Pria asli Bugis ini tak lantas berpuas hati meski bisnisnya miliaran. Hanya saja pandangannya berbeda yakni ke luar negeri. Ada hasrat mendirikan kafe sekelas Stabucks. Prinsipnya kenapa orang luas bisa, kenapa kita dalam negeri tidak bisa?