Profil Pengusaha M. Bijaksana Junerosano

Pengusaha Sosial
Tas Ramah Lingkungan
Sayangnya, ide bagGoes ternyata membutuhkan modal, dibutuhkan cukup uang untuk memproduksi masal. Untuk itulah ia meminjam ke bank sebesar Rp.4 juta dan memasan dua perusahaan untuk mengerjakan tas tersebut.
Tapi tak disangka usaha spontannya itu membuahkan hasil. Dia bersama beberapa kawan akhirnya berhasil menjuala habis tasnya. Dalam perjalanan waktu produk tasnya mulai lebih inovatif. Ini termasuk agar tas itu benar- benar ramah lingkungan jelasnya.
Berapa hasilnya dari berjualan sosial? baGoes menghasilkan Rp.280 juta pada 2009 saja, Rp.550 juta pada tahun 2010, Rp.1,1 miliar di 2011, Rp.1,8 miliar di 2012, dan akhirnya menyentuh angka Rp.2,4 miliar di tahun 2013.
Disisi lain, ketika bisnis mereka ini sukses, berkuranglah kebiasaan penggunaan tas plastik. Ini merupakan satu trobosan baik. Selanjutnya adalah Sano bersama kawan mengerjakan masalah lain. Masalah lingkungan yang perlu juga mendapatkan perhatian.
GI harus menjadi agen perubahan gaya hidup masyarakat. Termasuk bagaimana mengolah sampah menjadi barang daur ulang. Ini akan membentuk pola pikir masyarakat Indonesia tentang lingkungan. Termasuk ikut membantu para agen lingkungan dengan bisnisnya.
Diantara umur tiga sampai lima tahun dirinya sudah berpindah- pindah. Khususnya di daerah Banyuwangi yang mana dirinya akan terus berpindah. Semua karena ayahnya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Berbicara mengenai bisnis pada umumnya. Sano sudah terbiasa berbisnis sejak dibangku kuliah di Bandung. Aneka bisnis sudah dijalankannya berbekal kuliah di jurusan teknik sipil dan lingkungan.
“Awalnya saya belajar bagaimana cara berbisnis dengan menjual T-shirt kustom di universitas, dan beberapa bisnis jasa kecil lainnya,” ujar Sano, yang ternyata kakeknya juga seorang pengusaha sukses. “Saya berpikir saya mendapatkan insting bisnis saya dari dia.”
Semua idealisme itu datang ketika dirinya masuk ke ITB. Semua berkat sebuah acara televisi dimana dirinya melihat bagaimana isu lingkungan. Itu merupakan panggilannya. Satu tahun kemudian, sejak masuk ke ITB, ia mulai memikirkan bagaiman caranya.
Website: bagoes.co.id



