Profil Pengusaha Sukses Zaitun

Ibu rumah tangga jadi jutawan berkat peyek. Pengusaha Zaitun bercerita cukup bermodal minyak sayur, ikan teris, tepung beras dan bahan pelengkap lain. Bermodalkan Rp.10.000, di tahun 2004, Zaitun mulai membuat peyek bermerek Ilham.
Peyek Ilham ternyata bentuk pengabdian seorang istri. Suaminya PNS tetapi belum mencukupi kebutuhan keluarga. Uang gaji suaminya cuma bertahan lima hari. Sebagai istri tidak boleh diam apalagi melihat ibu- ibu PNS lain makmur.
Jadi Jutawan
Dia ngeliat kok teman- teman PKK nya berdompet tebal. Padahal mereka sama- sama bersuami golongan sama bergaji sama. Jabatan juga tidak berbeda tetapi beruang lebih banyak. Ternyata Zaitun mendapati mereka memiliki usaha sampingan.
“Saya bepikir, kenapa uang ibu- ibu PKK itu lebih banyak, padahal sama- sama istri PNS?” jelas Zaitun. Itu ternyata berkat mereka memiliki usaha sampingan.
“Dari situlah, saya mulai berpikir membuka usaha agar bisa membantu perekonomian,” jelasnya. Entah kenapa, Zaitu membuka usaha peyek, sebenarnya dia tidak memiliki keahlian membuat peyek. Itu bak ilham datang tanpa dipikirkan dahulu.
Pengusaha Zaitun tiba- tiba kepikiran membuka usaha peyek itu. “Anak pertama saya juga namanya Ilham,” timpalnya. Dari rempeyek, Zaitun mengembangkan usaha lain, seperti kerupuk pangsit dan tempe.
Baik peyek maupun kerupuk pangsit dan tempenya laris manis. Dari usahanya dia menghasilkan dua unit mobil, tiga sepeda motor, dan satu rumah. Zaitun dulu mengontrak rumah di Jalan Gajah Mada, Lorong Nusantara.
Kalau dikenang memang sangat mengaggetkan. Bayangkan, modalnya Rp.10.000, di tahun 2004 dan jadilah 20 bungkus rempeyek. Zaitun cukup memasarkan ke suatu toko kelontong. Harganya Rp.2000 hingga ia meraup omzet Rp.40.000.
Uang untungnya diputar sampai memperbanyak produksi. Zaitun merambah satu toko kelontong lain. Begitu seterusnya diulang sampai berkembang. Pengusaha Zaitun bukan sembarangan karena mau berkembang.
Dia menyasar pasar swalayan hingga terealisasi pada 2005. Tidak butuh lama peyek Ilham nya habis diborong. Kemudian dia memperbanyak produksi ke pasar swalayan tersebut. Tak ayal, dalam sehari 40 bungkus peyek habis.
Bertahap dia mendatangi pasar swalayan seluruh Jambi. Ia tawarkan peyeknya. Kini, nyaris semua swalayan menjual peyeknya Peyek Ilham. Zaitun pun merambah keluar kota melalui Sangeti dan Tambesi. Kemudian dibantu sales berjualan sampai Sorolangun hingga Palembang.
Bisnis Peyek
Peyek memang telah digemari semua lapisan masyarakat. Usaha coba- coba Zaitun ternyata mendapat antusias. Kemasan modern dan rapih mampu membawanya menembus pasar swalayan. Zaitun kini memiliki omzet tidak kurang Rp.200 juta perbulan.
Dulu suaminya bergaji biasa dan tinggal di rumah kontrakan. Zaitun makin bersemangat melihat usaha membuahkan hasil. Dia lantas berjanji akan memiliki rumah sendiri. Motivasi membeli rumah mampu meningkatkan moral Zaitun.
Awal usaha dia sudah bersemangat walau sampai keliling ke jalan. Bermodal Rp.10.000 dibelinya minyak tanah Rp.600 perliter, telur sebutir Rp.150, minyak sayur Rp.3000 perkg, teri Rp.13 ribu perkilo. Zaitun cuma sanggup memberi teri seperempatnya atau Rp.750, dan dipotong lebih kecil.
Teri dipotong lebih kecil biar keliatan lebih banyak. Kemudian dia membeli plastik Rp.200. Zaitun langsung menggiling bumbu langkok. Begitu adonan selesai digoreng dibungkus dititipkan. Dari tahun 2004 saja, pengusaha Zaitun memiliki 4 pegawai mengelola keuntungan diputar menjadi modal.
Modal bahan dijadikan adonan variasi memakai daun kunyit dan cabai. Dia lantas tawarkan ke pihak mall di Mandala dan Trona. Usaha rempeyeknya berkembang di kawasan Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung.
Varian peyek dulunya membuat satu berkembang peyek udang dan kacang. Hingga di tahun 2010, dia telah memproduksi semua varian peyek termasuk bentuknya. Ada peyek berbentuk bulat, lalu peyek bayam, peyek sawi, hingga keripik tempe.
Apakah usaha peyek miliknya berjalan selancar bayangan. Ternyata tidak, ia mengakui harus siap buat bersaing dengan pengusaha lain. Belum Zaitun berhadapan dengan telat membayar pihak penjual. Tapi Zaitun selalu sabar menghadapi tanpa mengeluh.
Bank Indonesia (BI) Jambi memberikan bantuan binaan bernama Wirausaha Binaan Bank Indonesia. WUBI telah memberikan dukungan selama enam bulan. Dia diikutkan pelatihan sampai pameran- pameran wirausaha.
Keinginan membangun rumah sendiri terwujud. Pihak WUBI sangat membantu, terutama mengurusi perijinan usaha. Dia dibantu juga pihak Diperindag Kota dan Provinsi Jambi. Walau telah memiliki 16 karyawan Zaitun mengaku masih kwalahan, seperti dijelaskan kepada Metrojambi.com