Perbedaan Dan Persamaan Metode Pengamatan Data Curah Hujan Dengan Metode Pola Tanam (Crop-System) – Penentuan kegiatan tanam dapat dilakukan berdasarkan pengamatan data curah hujan atau melalui metode Crop-syst. Dimana penentuan kegiatan tanam berdasarkan data curah hujan dilakukan melalui proses identifikasi dan interpretasi karakteristik iklim, dengan metode ini maka dapat disusun perencanaan pola pertanian yang cocok (suit-able) untuk dikembangkan di suatu daerah sesuai dengan karakter iklim di daerah itu.
Sedangkan penentuan kegiatan tanam berdasarkan Pola Tanam (crop-system) adalah cara bertani yang melibatkan seluruh jenis tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, beserta segala teknik bercocok tanam dan pengolahan hasil yang dipadukan secara serasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas sumber daya alam (lahan, iklim, tanaman) dan sumberdaya manusia (waktu, modal, teknologi, dan manajemen) yang dimiliki keluarga petani per satuan luas lahan dan per satuan waktu, yang ditujukan kepada usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarga (khususnya) dan masyarakat luar (umumnya).
Adapun persamaan dari kedua metode tersebut adalah keduanya sama-sama mempertimbangkan kondisi iklim/lingkungan suatu wilayah dalam penentuan jenis tanaman yang akan dikembagkan atau dibudidayakan.
Sedangkan perbedaannya adalah pada metode pengamatan data curah hujan hanya memperimbangkan dari segi kesesuaian iklim saja sedangkan dalam pemanfaatan data dan informasi iklim seringkali terjadi keterbatasan jumlah dan mutu data yang digunakan, baik skala ruang (spatial) dan skala waktu (temporal).
Namun jika menggunakan metode crop-system tidak hanya mempertimbangkan dari segi kesesuaian iklim saja tapi semua aspek diperhitungkan seperti aspek sumber daya alam (lahan, iklim, tanaman) dan sumberdaya manusia (waktu, modal, teknologi, dan manajemen) sehingga metode crop system ini lebih tepat untuk digunakan dalam penentuan kegiatan penanaman.
