Kebutuhan bahan bakar biomasa semakin meningkat sepanjang waktu, cangkang sawit semakin mahal dan langka, padahal cangkang sawit atau PKS (palm kernel shell) ini adalah kompetitor utama untuk wood pellet. Ketika suplai cangkang sawit terbatas karena tingginya permintaan maka harganya menjadi tinggi bahkan bisa mendekati wood pellet. Ketika kondisi tersebut tercapai maka wood pellet menjadi lebih diminati daripada cangkang sawit karena kualitas wood pellet yang lebih baik daripada cangkang sawit. Selain bentuk dan ukuran lebih seragam wood pellet juga lebih kering dengan kadar air berkisar 10%.
Pada kondisi tersebut sebenarnya juga membuka peluang untuk produksi briket. Briket dan pellet sebenarnya menggunakan jenis teknologi yang sama yakni pemadatan biomasa. Tetapi produksi briket lebih mudah dan murah dibandingkan pellet. Tingkat fleksibilitas bahan baku sebagai material briket juga lebih tinggi dibandingkan pellet. Bahkan sejumlah material yang sulit dibuat pellet ternyata mudah dilakukan dengan pembriketan. Ukuran serta bentuk briket juga lebih beragam demikian juga teknologi produksinya. Briket untuk bahan bakar boiler industri adalah briket yang bisa sebagai alternative antara cangkang sawit dan wood pellet.
Pabrik sawit selain menghasilkan limbah cangkang sawit, juga menghasilkan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan sabut (fiber). Sejumlah pabrik sawit yang menggunakan boiler dengan tingkat efisiensi tinggi maka akan menghasilkan banyak sabut (fiber). Limbah-limbah tersebut berupa tankos dan sabut tersebut bisa digunakan untuk bahan baku produksi briket. Briket industri dengan bentuk seperti kepingan (puck) yang diproduksi dengan pres mekanik selain mudah diproduksi juga kapasitasnya bisa cukup besar. Lokasi pengguna briket tersebut yang tidak terlampau jauh dari pabrik sawit membuat biaya transportasi murah, dan bisa bersaing dengan cangkang sawit maupun wood pellet.
Daerah industri dan juga banyak dikelilingi pabrik-pabrik sawit dan perkebunannya seperti di Medan, Sumatera Utara sangat potensial untuk produksi briket industri tersebut. Briket yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas diantara cangkang sawit dan wood pellet, demikian juga harganya. Produksi briket industri dari sabut (fiber) lebih mudah dibandingkan dari tankos. Tankos selain basah juga perlu upaya lebih untuk mencapai ukuran partikel sehingga sesuai untuk pembriketan tersebut. Pemanfaatan limbah-limbah tersebut selain mengurangi dampak lingkungan juga akan memberi keuntungan secara ekonomi.