
19 Maret 2020, tepat di sepertiga malam, suami saya tiba-tiba mengalami sesak, sulit bernapas, jantung berdebar, pusing, dan keringat dingin di sekujur tubuh sampai telapak tangan. Badannya pun terasa sangat lemah. Saya langsung menelepon nomor gawat darurat. Kekhawatiran saya adalah suami mengalami serangan jantung. Pertolongan pertama adalah mencoba menenangkan suami dulu dan memberikan suami minum air putih hangat. Saya langsung membawa suami ke IGD rumah sakit terdekat. Saat itu keadaan emergency, di saat yang bersamaan wabah COVID-19 sudah dinyatakan masuk ke Indonesia.
Karena adanya wabah Virus Corona, rumah sakit memberlakukan aturan baru bagi pasien dan pengunjung rumah sakit. Jelas bahwa rumah sakit ini menjadi salah satu tempat yang rawan akan paparan virus dan penyakit. Untuk yang datang ke rumah sakit ada beberapa protokol kesehatan yang harus diperhatikan;
- Siapapun wajib diperiksa dulu suhu tubuhnya sebelum masuk ke area rumah sakit.
- Wajib disemprot hand sanitizer atau cuci tangan.
- Wajib mengenakan masker.
- Pasien harus mengisi form data (screening awal bebas dari suspek COVID-19)
- Pengantar pasien hanya dibolehkan satu orang dewasa.
- Tidak ada kunjungan untuk pasien rawat jalan.
- Tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat
- Tidak ada kontak dengan ODP (Orang dengan Pemantauan) atau PDP (Pasien dalam Pengawasan)
- Tidak memiliki gejala seperti deman/ sesak/ batuk
Maka suami langsung masuk ke ruangan IGD untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter jaga. Jika dari screening awal sudah dinyatakan suspek maka wajib melakukan covid test.
 Dari gejala awal diagnosa suami adalah karena lambung. Alhamdulillah pemeriksaan EKG hasilnya baik. Gejala serangan jantung dan GERD ini hampir serupa namun untuk serangan jantung akan telihat hasil EKG yang tidak normal. Setelah disuntik untuk lambung suami merasa baikan, istirahat di rumah sakit, lalu diperbolehkan rawat jalan. Untuk pemeriksaan lebih lanjut suami dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Dari gejala awal diagnosa suami adalah karena lambung. Alhamdulillah pemeriksaan EKG hasilnya baik. Gejala serangan jantung dan GERD ini hampir serupa namun untuk serangan jantung akan telihat hasil EKG yang tidak normal. Setelah disuntik untuk lambung suami merasa baikan, istirahat di rumah sakit, lalu diperbolehkan rawat jalan. Untuk pemeriksaan lebih lanjut suami dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam.
Karena sedang ada pandemi COVID-19, sebetulnya saya sangat berhati-hati untuk datang ke rumah sakit. Khawatir juga menjadi carrier dan menjadi OTG (Orang Tanpa Gejala). Untuk beberapa keluhan dan gejala yang suami saya rasakan, saya mencari informasi melalui internet, tentunya memilih situs yang menyajikan info kesehatan yang valid dan dari sumber terpercaya. Salah satu situs yang bisa saya andalkan adalah https://www.halodoc.com.
HaloDoc
Sedikit saya ulas mengenai HaloDoc. Jadi HaloDoc adalah media informasi seputar kesehatan yang saat ini selain situs sudah ada platform berbasis aplikasi. HaloDoc memanfaatkan teknologi saat ini yang memberikan kemudahan untuk mengakses informasi kesehatan para penggunanya. Aplikasi HaloDoc pun memiliki banyak fitur yang berguna, mulai dari pembeliaan obat, artikel konten edukasi, sampai konsultasi dengan dokter langsung.

Saat suami saya muncul gejala atau ingin langsung konsultasi dengan dokter, aplikasi HaloDoc ini sangat bisa diandalkan apalagi dengan adanya pandemi yang membuat kita terbatas untuk ke luar rumah. Bahkan khusus pengguna Telkomsel, konsultasi kesehatan di HaloDoc gratis. Selain itu setiap harinya, ada 3 sampai 4 konten edukasi kesehatan, baik itu terkait pencegahan atau penularan suatu penyakit. Bahkan untuk saat ini ada artikel mengenai mengapa pentingnya melakukan physical  / social distancing, bagaimana penerapan isolasi mandiri, dan bisa crosscheck tentang hingga mitos dan fakta seputar COVID-19 karena banyak sekali informasi hoax yang tersebar saat ini. Saya rasa informasi kesehatan bahkan konsultasi dokter dengan HaloDoc sehat jadi lebih mudah.
 
        


