Profil Pengusaha Ferry Yuliana

Bisnis bahan tanaman tengah digandrungi masyarakat. Tas Gendhis asli Indonesia menjadi salah satu pelopornya. Produk yang dibuat secara anyam. Mampu enghasilkan jutaan rupiah, dan keuntungan bagi para petaninya.
Pejuang UMKM
Tentu, semakin banyak pula bahan baku yang harus dibeli Lia, guna membuat produk- produknya. Lia meyakinkan produk miliknya 70% bahan alami. Keprihatinan dirinya akan petani rotan nampak dari ceritanya. Dia tak tega ketika malihat rotan dihargai rendah.
Karena jasanya melestarikan alam Indonesia, ia dianugrahi penghargaan oleh President Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan yang didapat karena ikut melestarikan rotan. Usahanya manyasar produk berbasis tradisional memang bisa diacungi jempol, tapi selalu ada saja masalah.
Pemalsuan Produk
Ketika pertama kali diluncurkan, Gendhis Natural Bag dijual seharga Rp75.000 – Rp125.000. Padahal, harga tas di pasar hanya seperempatnya. “Bisa dibayangkan respons yang kami terima. ‘Wah… kok, mahal sekali? Di pasar hanya Rp20.000.
Akhirnya justru banyak konsumen yang tak hanya menjadi pelanggan setia, bahkan seolah menjadi bagian dari bisnis Gendhis. Kalau muncul pemain baru yang meniru produk Gendhis, merekalah yang justru berdiri di garda depan, tak segan- segan melabrak.
“Padahal, kami sedang mendapat banyak pesanan dari Jepang. Antara panik dan shocked, saya mencari pegawai pengganti. Untunglah, dalam waktu satu minggu, pos-pos yang kosong itu terisi. Kejadian ini memberi saya pelajaran berharga: kami harus introspeksi diri,” tutur Ferry.



