Profil Pengusaha Achmad Iskandar
Bisnis daur ulang ini mampu untung jutaan. Berkat kerja keras vas plastik botoh bekas menjanjikan rupiah. Inilah kisah pengusaha Achmad Iskandar. Idenya sederhana tetapi menghasilkan uang tidak sedikit.
Sampah apapun bukan cuma botol kemasan air minum seperti biasanya, termasuk bungkus makanan ringan, termasuk juga bungkus kopi, atau apapun berbahan plastik. Ini kisah pengusaha kelahiran Muara Munta, 57 tahun silam, Dia bukanlah sembarang atau sekedar pengepul sampah plastik.
Pengusaha Vas Plastik Botol Bekas
Inilah cara membuat vas plastik botol bekas. Berbekal cetakan semen telah dimodifikasi, Iskandar pun menuang pasta plastik tersebut langung ke dalam cetakan tersebut. Dia menunggu 15 menit lalu plastik itu telah mengeras di dalam cetakan.
Dia melalui cetakan buatannya sendiri keajaiban datang ditangan bapak orang anak. Bisnis daur ulang ini bermula dari sebuah obsesi terhadap sampah plastik. Ia tampaj melepaskan cetakan tersebut perlahan, jadilah sebuah vas bunga siap diolah selanjutnya.
Pengusaha Iskandar lalu menyiapkan dempul dan amplas, menghaluskan tiap sisi vas yang telah kering tetapi terasa elastis. Setelah permukaannya halus, maka ia pun mulai mengecat aneka warna ke vas plastik itu. Ia menggunakan berbagai warna lalu membuatnya menjadi bermotif retak- retak.
“Mengapa retak- retak yang dipilih? Karena sampah plastik apalagi foil (plastik yang mengkilat dan sukar diurai), sangat membahayakan. Jika semakin banyak sampah plastik, bumi bisa retak,” terangnya, menjelaskan maksud dibalik pilihannya tersebut.
Begitulah kira kegiatan sehari- hari di workshop yang dijalankan oleh warga Jalan Ampal, Sumber Rejo, Balikpapan ini. Berkat kerja kerasnya ditambah kreatifitas membuatnya, dia memiliki penghasilan tetap tiap. Ia dikabarkan telah mampu membuat 900 buah tiap bulan perlu diketahui.
Barang daur ulang tersebut kemudian dipasarkan ke daerah di Kalimantan Timur. Kini, sang pengusaha juga ingin memasarkan produknya ke lebih jauh lagi. Ide awal bisnisnya bermula ketika ia mengikuti pameran dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Nasional di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Tepatnya di Juli 2008, ia berkeliling menikmati aneka produk daur ulang sampah plastik milik orang. Saat itu ia berpartisipasi mewakili pemerintahan kota Balikpapan melihat produk karya daerah lain.
Usaha Sampah Untung Jutaan
Dia segera mencari tau segala sesuatu tentang plastik. Iskandar kemudian mencati tau hal apa saja yang bisa dibuat dari sampah plastik, bagaimana caranya, dan yang terpenting apa bahayanya.
“Untuk warga pesisir laut, bisanya saya beli mahal, yaitu Rp.1000 per- kg. Ini supaya mereka termotivasi mengumpulkan plastik di pantai atau laut,” tambahnya.
Agar hasil karyanya tak dibajak, ia membranikan diri untuk mematenkan produknya. Melewati berbagai tahapan Iskandar, dari cara pembuatan sudah ia daftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Lingkungan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Dalam lima kali uji, hak paten metode dan proses pembuatan barang yang didaur ulang terbit pada 1 Februari 2010 bernomor P00201000069. Biaya hak paten mencapai Rp 32 juta, dimana pemkot Balikpapan membantu Rp 12 juta.