Profil Pengusaha Wahyu Aditya

Perjalanan Wahyu Aditya
Banyak yang suka hasil karyanya dan terhibur dengan cara Adit menuliskan cerita. “Saya senang jika mereka terhibur oleh karya saya,” katanya girang.
Ketika SMP, Adit pernah dipercaya mengelola rubrik khusus untuk majalah sekolah. Isinya tentang keadaan sekolah waktu itu. Hobi menggambar terus berlanjut hingga sekolah menengah atas. Kali ini sasaran tangan jahilnya adalah dinding di sekolah.
Tak berdiam diri, Adit bekerja magang di sebuah tempat sablon selama dua minggu. Pemilik percetakan yang melihat hasil karyanya jauh melampaui kelasnya mengarahkan Adit untuk magang di Broadcast Desain Indonesia di kawasan Jakarta Selatan.
Sejak saat itu tawaran demi tawaran mengalir padanya.
Sukses mandiri
Tawaran bekerja memang banyak. Tapi kepercayaan diri Adit sudah membulatkan tekatnya membuat usaha sendiri. Ini semua berkat pengalaman suksesnya, bersama tujuh orang teman, mereka membuka bisnis sendiri dibiang jasa.
Berbekal pinjaman bank sebesar 400 juta rupiah ia membuka kursus animasi sendiri. “Biar orang sekolah di Indonesia saja, tak harus keluar negeri,” niatnya sederhana. Kendati terdengar sangat ambisius, namun Adit telah melakukan berbagai riset kecil- kecilan terlebih dulu.
Disana ia menemukan ada 41 orang yang berminat menjadi muridnya. Ini menjadi langkah awal bagi Adit untuk mendirikan HelloMotion Inc, School of Animation and Cinema. Pemilihan nama dalam bahasa Inggris juga dimaksudkan agar ia bisa membuka franchisee di luar negeri.
Ada sekitar 800 an siswa lulusan lembaga pendidikan ini, “Itu masih kurang karena kami hanya punya satu kelas,” katanya. Satu kelas tersebut diisi sekitar 10 siswa dan ada 20 instruktur.
Titik balik yang membuat nama Adit menggebrak dunia animasi internasional adalah ketika dewan juri yang terdiri dari para pakar film Inggris menyatakannya sebagai juara International Young Screen Entrepreneur of the Year 2007.
Di usianya yang baru 27 tahun itu, Adit telah berhasil mendirikan sekolah film Hello Motion serta memprakarsai festival film Hellofest yang setiap tahunnya dipadati 10 ribuan penonton muda di seluruh Indonesia.
Selain berbisnis ada tekat lain dibalik idenya mendirikan lembaga pendidikan ini. “Animasi kita masih kalah jauh dari Korea, Cina dan India. Animasi di Indonesia secara industri masih kategory advertising belum ke film dan TV.
Adit juga menyempatkan waktu untuk merealisasikan ide-ide aneh lainnya. Ia membentuk Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI) yang bertujuan mengubah Indonesia dengan caranya sendiri. Di KDRI, struktur birokrasinya sederhana, ia menjabat juru bicara kementrian.
 
        


