Profil Pengusaha Wilson Pesik

Anak muda berbisnis lain dibanding kebanyakan. Pengusaha handuk Terry Palmer merupakan penerus bisnis keluarga. Namun dia mampu melambungkan nama Terry Palmer. Namanya menjadi ikonik dari produk handuk premium berkelas.
Handuk Terry Palmer
Jikalau dilihat dari wajahnya bukanlah tipikal anak manja. Terlihat dari sorot matanya saja merupakan sosok muda penuh visi.
“Sewaktu saya ditugaskan untuk memimpin perusahaan ini sudah sangat nyaman, dan saya sudah sangat memahami brand ini,” jelasnya kepada majalah Marketing (www.marketing.co.id).
Pengusaha Handuk
Sebelumnya diakuinya perusahaan dijalankan dengan cara tradisional. Hingga ilmunya masuk merubah peta bisnis Terry Palmer dari sekedar handuk. Sekali masuk sudah percaya diri dan membuat aneka trobosan dalam hal marketing; tanpa keraguan dan trial- error.
Belajar tentang produk- produk handuk diluar sana. Wiliam bahkan sudah menganggap mereka menjadi satu pesaing. “Saya belajar dari segi desain dan taste,” imbuhnya. Dari sang ayah dipelajarinya bagaimana cara agar membedakan handuk berkualitas dan mana jelek.
“Welcome home, mari kita jalani bersama- sama, meraih kesuksesan bersama- sama,” kenang Wilson.
Itu hal paling diingatnya ketika kembali ke Indonesia. Ayahnya meyakinkannya bahwa dia percaya. Padahal dia baru saja pulang, belum mengerti, belum punya pengalaman di perusahaan. Tetapi ayahnya memberinya satu kepercayaan besar.
Suatu hari pasti akan memimpin perusahaan selanjutnya. Dari segi mental sudahlah sangat siap bahkan jauh sebelum memilih jurusan kuliah. Soal marketing menurut Wiliam, produk Terry Palmer terlalu bermain safe cuma berkutat di itu- itu saja.
“Saya baru tahun ini menjalani krativitas di Terry Palmer, di mana saya bisa melakukan out side the box,” ujar Wilson
Melalui event Miss World 2013, nama Terry Palmer mencuat bahkan penulis sempat mengira ini produk apa ya. Penulisa sempat berpikir apakah Terry Palmer adalah produk impor. Melalui acara tersebut perusahaan ditangannya melalukan aneka branding.
“Mana ada handuk di dunia yang mau muncul di TVC. Tapi, saya berani mengambil langkah itu,” jelasnya penuh kebanggaan.
Bukan cuma mensponsori karena kalau sponsor sudah banyak. Lebih jauh lagi bahkan menjadi bagian dari tiap kegiatannya. Melakukan aktifitas promosi paralel jalannya acara tersebut. Tidak cuma berhenti di acara Miss World.
Perjuangan Anak Muda
Menarik perhatian masyarakat sekarang tak cuma kelas menengah- atas. Bahkan seluruh Indonesia sudahlah bertanya- tanya apa sih Terry Palmer. Fakta bahwa sosoknya masihlah sangat muda tak diambil pusing. Ia meyakinkan jangan menganggap remeh dirinya.
Tahun- tahun ini sudah masuk ke pasar Singapura, Malaysia, Australia, bahkan siap masuk pasar China. Jika ibaratnya handuk China masuk Indonesia, kini, giliran Terry Palmer asal Indonesia memasuki pasaran China. Ia terlihat percaya dirinya menjelaskan targetnya.
Pasar ekspornya masih difokuskan di pasaran Asia. Berapa banyak perusahaannya menjual makan jawaban darinya 1.000 ton per- bulan. “Kami memproduksi sesuai apa yang kami jual. Produksi kami masih kami maksimalkan hingga 1.300 ton per bulan,” terangnya kembali.
“Inovasi pentinga agar makin sulit ditiru pesaing,” jelasnya, dimana Terry Palmer sendiri sudah bisa menguasai 30% pasaran Indonesia. Di Indonesia sendiri masih sedikit pamain diproduksi kain handuk. Cuma 1 sampai 2 perusahaan besar mendominasi dan ini bisa jadi kesempatan bagi kita.
Arti karyawan baginya adalah memberikan kesempatan belajar dan membimbing mereka. Seperti halnya dulu ayahnya yang mensekolahkan dirinya sampai Jerman. Kesempatan itupula lah yang diberikan olehnya kepada karyawannya.
“Sebenarnya secara profesional hanya ada mutual respect. Tentu saya juga melihat ada beberapa karyawan yang ketika kakek saya memimpin, mereka sudah bekerja di sini,” jelasnya kembali.
Memang ketika Wilson masih kecil sudah dibiasakan, umur 4 tahun, dia sudah diajak berkeliling- keliling ke kantor milik ayahnya. Dia melihat sendiri ada karyawan ayahnya yang masih bertahan. Justru dari merekalah dirinya belajar banyak.