Pengamen angklung jalanan terlihat sangat pandai memainkan alat musik tradisional ini. Foto: @dafiedev |
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang
terbuat dari bambu. Alat musik ini terkenal dengan suara yang unik dan dapat
dimainkan oleh beberapa orang sekaligus.
Angklung berasal dari daerah Sunda, Jawa Barat. Orkestra
angklung pertama dibentuk pada awal abad ke-20 oleh Jaap Kunst. Angklung telah
digunakan dalam sejumlah film populer Indonesia, seperti The Forbidden Door
karya Joko Anwar dan Leaf on a Pillow karya Riri Riza. Pada artikel ini, kita
akan membahas sejarah angklung, bagaimana angklung menjadi alat musik
tradisional Indonesia, dan evolusinya dari tahun ke tahun.
Sejarah Angklung
Alat musik ini digunakan oleh masyarakat Sunda sejak zaman
Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14. Pada awalnya, angklung hanya digunakan
untuk kegiatan keagamaan dan upacara adat.
Namun, seiring perkembangan waktu, angklung mulai digunakan
dalam berbagai kesempatan seperti pertunjukan seni dan hiburan. Bahkan pada
tahun 1938, Angklung diakui sebagai alat musik nasional Indonesia oleh Presiden
Soekarno.
Selain di Jawa Barat, Angklung juga banyak dimainkan di
daerah-daerah lain di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Selain itu, Angklung juga sering digunakan dalam acara-acara internasional
untuk mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
Saat ini, Angklung telah menjadi salah satu aset budaya
Indonesia yang terkenal di seluruh dunia. Bahkan, UNESCO pada tahun 2010
mengakui Angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya Angklung bagi bangsa Indonesia dan dunia internasional.
Dalam perkembangan terbarunya, Angklung juga telah
dikembangkan menjadi berbagai jenis, mulai dari Angklung gubrag, Angklung
caruk, hingga Angklung gender. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya
budaya Indonesia yang terus berkembang dari masa ke masa.
Dengan demikian, Angklung bukan hanya alat musik
tradisional, namun juga menjadi bagian dari sejarah dan budaya Indonesia yang
perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.
Evolusi Angklung
Seiring dengan perkembangan zaman, Angklung mengalami
evolusi yang menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari alat musik ini.
Evolusi Angklung dimulai pada awal abad ke-20. Pada saat
itu, Angklung mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia di luar Jawa Barat.
Beberapa daerah di Indonesia yang awalnya tidak mengenal Angklung, mulai
tertarik untuk mempelajarinya dan mengembangkannya.
Pada tahun 1920-an, seorang guru musik bernama Daeng
Soetigna mulai mengembangkan Angklung di Bandung, Jawa Barat. Ia membuat
variasi baru dari Angklung dengan menambahkan beberapa bilah bambu yang lebih
kecil pada setiap bilah utama. Hal ini menghasilkan suara yang lebih kompleks
dan harmonis.
Kemudian pada tahun 1930-an, Daeng Soetigna memperkenalkan
Angklung ke seluruh Indonesia melalui pertunjukan-pertunjukan musik. Ia juga
memperkenalkan teknik baca not pada Angklung, sehingga Angklung dapat dimainkan
dalam ensemble musik yang lebih kompleks.
Pada tahun 1960-an, Angklung mulai dikenal di luar negeri. Banyak
musisi dan seniman dari berbagai negara datang ke Indonesia untuk mempelajari
Angklung dan memainkannya dalam karya seni mereka. Selain itu, Angklung juga
mulai diproduksi secara massal untuk dijual sebagai oleh-oleh kepada turis yang
berkunjung ke Indonesia.
Dalam perkembangan terbarunya, Angklung juga telah mengalami
variasi dan modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tren musik saat ini.
Beberapa jenis Angklung yang populer saat ini adalah Angklung caruk, Angklung
gender, dan Angklung gubrag.
Angklung caruk adalah variasi Angklung yang dimainkan dengan
cara dipukul. Angklung gender adalah Angklung yang dimainkan oleh wanita dengan
menggunakan jari-jari mereka. Sedangkan Angklung gubrag adalah variasi Angklung
yang lebih besar dan berat, dimainkan oleh sekelompok orang.
Dalam kesimpulannya, evolusi Angklung telah menghasilkan
berbagai jenis dan variasi dari alat musik tradisional Indonesia yang kaya dan
unik ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan budaya
dan tradisi Indonesia agar dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari dunia
internasional.
Sumber Bunyi Angklung
Alat musik ini terdiri dari serangkaian tabung bambu yang
berbeda ukuran, diatur sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan bunyi yang
berbeda ketika ditiup atau digoyangkan. Angklung dianggap sebagai salah satu
alat musik yang paling unik dan menarik di dunia karena kemampuannya untuk
menghasilkan harmoni yang indah meskipun hanya dimainkan oleh satu orang saja.
Sumber bunyi angklung berasal dari tabung bambu yang
digunakan sebagai bagian dari alat musik. Tabung bambu memiliki berbagai
ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar, dan setiap ukuran menghasilkan
suara yang berbeda-beda. Ketika dimainkan, angklung menghasilkan bunyi yang
bersifat ritmis dan melodis. Bunyi yang dihasilkan sangat khas dan mudah
diingat, sehingga membuat angklung sangat terkenal di kalangan masyarakat
Indonesia.
Selain dari tabung bambu, sumber bunyi angklung juga berasal
dari gawai atau alat pemukul yang digunakan untuk memainkannya. Pada umumnya,
alat pemukul ini terbuat dari kayu atau logam dan memiliki bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan ukuran tabung bambu yang dimainkan. Ketika pemukul memukul
tabung bambu, maka akan menghasilkan suara yang berbeda-beda, tergantung dari
ukuran dan ketebalan tabung bambu yang dipukul.
Selain itu, sumber bunyi angklung juga berasal dari gerakan
tangan pemainnya. Pemain angklung akan menggoyangkan alat musik ini dengan cara
memutar tangan, sehingga tabung bambu akan bergetar dan menghasilkan bunyi yang
unik. Gerakan tangan pemain ini sangat penting untuk menghasilkan bunyi yang
tepat dan harmonis, sehingga memerlukan keahlian dan latihan yang intensif.
Terakhir, sumber bunyi angklung juga berasal dari
keterampilan pemain dalam memainkan alat musik ini. Pemain angklung harus
memiliki kepekaan terhadap nada dan ritme, serta mampu memadukan semua unsur
yang ada sehingga menghasilkan bunyi yang harmonis dan indah. Oleh karena itu,
memainkan angklung bukanlah perkara mudah dan memerlukan latihan yang intensif
untuk menguasainya.
Dalam kesimpulan, sumber bunyi angklung berasal dari tabung
bambu, alat pemukul, gerakan tangan pemain, dan keterampilan pemain dalam memainkannya.
Semua unsur tersebut harus dipadukan dengan baik agar menghasilkan bunyi yang
harmonis dan indah. Angklung merupakan alat musik yang sangat khas dan unik,
serta menjadi simbol kebudayaan Indonesia yang sangat dihargai oleh masyarakat
Indonesia dan dunia internasional.
Cara Memainkan Alat Musik Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional
Indonesia yang terbuat dari bambu. Alat musik ini memiliki suara yang khas dan
unik serta sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Meskipun terlihat
sederhana, memainkan angklung memerlukan keterampilan dan teknik yang tepat
agar dapat menghasilkan bunyi yang harmonis dan indah. Berikut ini adalah cara
memainkan angklung yang benar.
1. Mengenali nada
Pertama-tama, penting bagi pemain angklung untuk mengenali
nada yang dihasilkan oleh setiap tabung bambu. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggoyangkan setiap tabung bambu secara bergantian dan mendengarkan suara yang
dihasilkan. Sebagai pemula, dapat dimulai dengan mengenal nada dasar seperti
Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, dan Si.
2. Menentukan nada
Setelah mengenali nada, pemain angklung harus dapat
menentukan nada yang akan dimainkan sesuai dengan lagu atau musik yang
dimainkan. Pemilihan nada harus dilakukan dengan cepat dan tepat agar tidak
mengganggu ritme musik yang sedang dimainkan.
3. Gerakan tangan
Gerakan tangan pemain angklung sangat penting dalam
menghasilkan bunyi yang tepat dan harmonis. Gerakan tangan yang tepat dapat
membuat tabung bambu bergetar dengan sempurna sehingga menghasilkan suara yang
tepat. Pemain angklung harus memutar tangan dengan lembut namun cepat, sehingga
membuat tabung bambu bergetar dan menghasilkan suara yang diinginkan.
4. Posisi angklung
Posisi angklung juga sangat penting dalam memainkan alat
musik ini. Pemain angklung harus memegang angklung dengan tangan kanan dan
tangan kiri dengan posisi yang nyaman dan stabil. Tabung bambu yang akan
dimainkan harus dipegang dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan digunakan
untuk memukul atau menggoyangkan alat pemukul.
5. Timing
Timing juga sangat penting dalam memainkan angklung. Pemain
harus memainkan tabung bambu pada waktu yang tepat dan pada nada yang benar.
Ketepatan waktu sangat penting untuk menjaga ritme musik agar tetap harmonis
dan indah.
6. Latihan
Seperti halnya memainkan alat musik lainnya, memainkan
angklung juga memerlukan latihan yang intensif agar dapat menguasai teknik dan
keterampilannya dengan baik. Pemain angklung harus berlatih secara rutin untuk
mengasah kemampuan dan keterampilannya dalam memainkan alat musik ini.
Dalam kesimpulan, memainkan angklung memerlukan
teknik dan keterampilan yang tepat agar dapat menghasilkan bunyi yang harmonis
dan indah. Pemain angklung harus mengenali nada, menentukan nada, memperhatikan
gerakan tangan, posisi angklung, timing, serta melakukan latihan secara rutin
agar dapat menguasai alat musik ini dengan baik.