Biografi Bisnis Pengusaha Ketut Mudita
Memulai usaha diusia 30 tahun keatas. Sosok Ketut Mudita bisa menjadi salah satu pilihan kamu. Ia memulai sebagai pegawai hotel. Jika ditanya tentang kebutuhan dapur hotel maka dia jagonya. Lewat koneksi pernah bekerja di hotel. Pak Mudita lantas membuka usaha sendiri yang masih berhubungan.
Umur 38 tahun mau jadi pengusaha apa. Mudita mulai dari meyakinkan diri sendiri. Sebelum dia bisa keluar dari pekerjaanya di Hotel Sanur Beach. Bekal seadanya Mudita nekat membuka usaha. Awal dia membuka usaha jualan ikan.
Fokus memenuhi kebutuhan restoran akan ikan segar. Setahun sudah berbisnis jualan ikan. Mudita menemukan fakta bahwa keuntungan bisnisnya kurang. Belum mencapai apa dicitakan Ketut Mudita. Laba yang bersifat musiman ialah fakta jualan ikan.
Pengiriman iklan tidak setiap hari. Pengiriman pesanan hanya ketika diminta. Alhasil sifatnya sangat musiman. Belajar pengalaman, dia mencoba mencari usaha lain yang tidak mengenal musim. Lantas dia menjadi pengantar kue dan roti setiap hari.
Berbeda dari ikan kebutuhan roti lebih harian. Permintaan kua yang stabil memberika ide. Mulai dari jualan kue dan roti orang lain. Pria kelahiran 18 Juli 1949, asal Bali, ini lalu membuka usaha bakery sendiri. Tidak mau tanggung. Dia memilih belajar sendiri lewat jaringan chef di hotel- hotel Bali.
Belajar Wirausaha Sendiri
Belajar wirausaha berarti harus tau tentang produk kamu. Muditi memahami betul produk buatanya. Mulai dari membuat kue mufin, croissant, dan pancake. Termasuk aneka roti sobek, aneka roti tawar, dan roti umum lainnya. Pokoknya dia menjadi sangat ahli membuat roti seperti chef saja.
Target bisnisnya memenuhi kebutuhan hotel. Membuat aneka roti yang dibutuhkan hotel- hotel untuk sarapan. Keuntungan memiliki banyak koneksi teman. Dia berniat memasok roti untuk hotel- hotel di Bali. Tetapi, sayangnya, pikiran tersebut tidak semudah diharapkan karena hotel sudah punya suplier sendiri.
Faktor pengalaman membuat Ketut Muditi tidak berkutik. Disisi lain, ada kesempatan ketika turis asing ingin merasakan roti berasa asalnya. Inilah yang membuat Muditi tidak menyerah.Ini juga jadi alasan kenapa Muditi membuat aneka roti khas seperti roti croissant.
Nekat dia tetap menawarkan roti ke hotel- hotel di Bali. Dia menawarkan harga lebih murah. Prinsip Muditi menawarkan ke hotel manapun, dari bintang lima, hingga kelas melati atau villa pernah dia kunjungi. Usaha kerjas berbuah manis. Permintaan hotel memesan rotinya mulai berdatangan lagi.
Prinsip berbisnis sudah jelas. Meski harga murah, ia fokus membuat rasa roti enak layaknya roti khas negaranya. Ia mengingat bagaimana awal usahanya tahun 1990. Yang mana dia hanya menghabiskan satu sak tepung terigu menghasilkan 200 roti. Kalau sekarang omzet mencapai angka ratusan juta rupiah.
Usaha bakery tersebut diberinya nama Palengi Rex. Namanya sudah dikenal oleh masyarakat Bali. Ia ketika memilih keluar dari kerjaan Hotel Sanur Beach. Tidak pernah menyangka akan sesukses ini. Dia hanya fokus kepada tujuan awal membuka usaha.
Semua tidak direncanakan khusus. Ia setelah tamat SMA cuma mau hidup
biasa. Pokoknya, selesai sekolah, dia cuma mau mencari pekerjaan
layaknya orang. Bermula kerja di BPD Bali, sebagai bagian informasi,
baru di tahun 1974 bekerja di hotel.
Mengabdi 13 tahun
bekerja di Hotel Sanur Beach. Sebelum berwirausaha sendiri. Dia sempat
ikut kerja di sebuah perusahaan makanan pensuplai hotel. “Saya sempat
membuat usaha sendiri sebagai supplier ikan dan udang,” kenang dia.
Dia
mengenang umur saat itu 50 tahun. Dia baru bisa memutuskan resign kerja
hotel. Dari bisnis itu tidak menghasilkan terlalu. Mensuplai ikan cuma
menghasilkan di 6 bulanan. Sisanya otomatis tidak menghasilkan.
Meskipun sukses menghasilkan ratusan juta. Sukses dibalik bisnis Pelangi Rex adalah bukan tentang keuntungan. Kualitas produk menjadi tujuan pertama. Semakin hari berkat kegigihannya, nama usaha Pelangi Rex sudah dikenal tiap hotel, restoran, dan villa seantero Pulau Dewata Bali.
Roti yang dijual murah tetapi kualitas rasa sangat terjamin. “Croissant buatan kami dipuji wisatawan asal Perancis,” ujarnya. Menurut mereka, rasanya tidak juuh beda dari roti asal negara tersebut. Jadi kualitas roti menjadi andalan Ketut Mudita. Cita rasa menjadi standarisasi usaha dijalankan.
Kualitas Produk Nomor Satu
Untuk meningkatkan awareness, termasuk meyakinkan masyarakat, maka aneka seritifikasi dibuat agar Pelangi Rex makin laris. Salah satunya mengambil sertifikasi halal MUI. Tujuannya agar semua kalangan bisa menikmati roti bikinan Pelangi Rex. Mulai wisatawan asing dan lokal boleh mencicipi enaknya.
Ia menyadari bahwa wisatawan lokel sering pilih- pilih. Mereka khawatir ketika akan membeli. “Saya seringkali melihat wisatawan memilih- milih makanan di Bali,” ujar dia. Rasa takut apakah halal atau tidak sudah dijamin.
Mudita sangat menjalin jaringan dan hubungan baik dengan koki hotel. Tujuannya agar menambah koneksi bisnis. Itulah salah satu cara memperluas pasar. Sudah mendapatkan langganan hotel, masuk ke restoran, dan kafe, maka sudah saatnya menambah kualitas.
Mudita mendirikan pabrik Pelangi Rex di tanah seluas 650 m2 di Denpasar, Bali. Dari membuat roti sendiri di rumah sekarang punya pabrik sendiri. Pabrik miliknya mengolah 1.600 sak tepung sebulan. Sudah memiliki 60 orang karyawan. Setiap hari memproduksi 36.000 roti setiap hari.
Rasa tidak puas meningkatkan kualitas produksi. Dia tidak mengejar keuntungan semata. Hasilnya, berkat inovasi berkelanjutan, mendapatkan pesanan dari Aerofood Bandar Ngurah Rai. Menjadi pemasok mufin dan tortila untuk penumpang Garuda Indonesia. Per- hari memasok 10 karton mufin dan tortila.
Maskapai Garuda Indonesia merupakan maskapai kelas internasional. Mereka tidak cuma peduli akan kuantitas tetapi kualitas. Komposisi bahan baku menjadi perhatian mereka juga. Tidak ketinggalan soal kebersihan pabrik. Laporan kesehatan tiap karyawan dicek oleh pihak Garuda Indonesia.
Keyakinan berbisnis semakin besar. Karena permintaan tidak mengenal hari libur. Lantaran fokus di roti sarapan, kebutuhan tetap terjaga tiap hari. Namun, dia mengatakan tidak selamanya roda berputar sesuai harapan, makanya dia tetap melakukan segala inovasi.
Butuh manajeman baik dan adil. Utama bagaimana adil membagi tugas kerja karyawan. Dia mencoba membuat sistem agar karyawan tidak jenuh.
Menjadi pengusaha tidak ditentukan sejak lahir. Tapi siapa sangka, berkat kerja keras dan kegigihan, sosok Ketut Mudita mampu mensuplai 500 hotel dan restoran. Permintaan begitu besar bahkan ketika hari libur masih berproduksi. Suami dari Natera Ratnawati ini, tidak punya dasar tentang bakery sama sekali.
Semua tidak direncanakan khusus. Ia setelah tamat SMA cuma mau hidup biasa. Pokoknya, selesai sekolah, dia cuma mau mencari pekerjaan layaknya orang. Bermula kerja di BPD Bali, sebagai bagian informasi, baru di tahun 1974 bekerja di hotel.
Mengabdi 13 tahun bekerja di Hotel Sanur Beach. Sebelum berwirausaha sendiri. Dia sempat ikut kerja di sebuah perusahaan makanan pensuplai hotel. “Saya sempat membuat usaha sendiri sebagai supplier ikan dan udang,” kenangnya. Dia mengenang umur saat itu 50 tahun ketika memilih resign.